Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TNI Cium Gelagat Adanya Kelompok yang Ingin Arab Spring Terjadi di Indonesia
Oleh : Redaksi
Rabu | 02-11-2016 | 13:38 WIB
arab-spring.gif Honda-Batam

Markas Besar TNI mencium gelagat upaya penggulingan kekuasaan pada aksi unjuk rasa 4 November mendatang. TNI akan bersiaga membantu kepolisian. (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Brigjen Wuryanto, menilai, perkembangan politik yang terjadi menjelang pilkada serentak 2017 mirip rangkaian revolusi yang terjadi di Timur Tengah sejak 2010 silam.

Wuryanto menuturkan hal tersebut menyikapi situasi politik yang makin memanas belakangan ini, termasuk rencana unjuk rasa anti-Basuki Tjahaja Purnama, Jumat mendatang.

"Melihat sejarah perkembangan Arab Spring, mulai dari Mesir, Libya, dan Suriah, semua yang terjadi saat itu hampir tidak ada bedanya dengan (Indonesia) hari ini," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Wuryanto mengatakan, beberapa kelompok menginginkan revolusi di Timur Tengah juga terjadi di Indonesia. Ia berkata, kelompok itu berciri merasa yang paling benar dan resisten terhadap kelompok lain.

"Beberapa kelompok ada yang menginginkan hal seperti itu (Arab Spring). Itu bisa berkembang atau tidak, tergantung pada peran media massa," ujarnya.

Menghadapi fenomena sosial seperti itu, Wuryanto menegaskan, TNI akan terus bersiaga. Mereka akan turut bertugas mengawal unjuk rasa tanggal 4 November nanti.

"TNI berada di atas semua golongan, TNI akan mengerahkan semua kemampuan untuk membantu Polri," ujar Wuryanto.

Arab Spring dimulai dari penggulingan Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali. Secara berturut-turut, pemimpin negara Arab lainnya juga jatuh dari kekuasaan, yaitu Presiden Mesir Hosni Mubarak dan penggantinya Mohammed Morsi, Presiden Libya Muammar Khadafi, dan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.

Sementara itu, sebelumnya Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut ada sosok yang ingin mengambil kesempatan pada unjuk rasa 4 November nanti. Orang tersebut, kata Tjahjo, berambisi menjadi Presiden Indonesia.

"Kalau ada oknum yang ingin membangun sebuah negara dan ideologi baru atau menjadi Presiden, tunggu mekanisme lima tahunan yang telah dibangun," tuturnya.

Sumber: CNN
Editor: Udin