Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kedubes Myanmar Belum Merespon Terkait Deportasi Warganya
Oleh : Harjo
Selasa | 01-11-2016 | 18:26 WIB
paspor.gif Honda-Batam

Indentitas WN Myanmar yang belum direspon Kedubes Myanmar terkait deportasinya (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Masalah deportasi warga negara (WN) Myanmar, Maung Zaw alias Zaw (32), yang berhasil ditangkap oleh Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) di wilayah kerja Imigrasi kelas II Tanjunguban, Rabu (12/10/2016) lalu, sampai saat ini belum direspon Kedubes Myanmar di Jakarta.

"Kita sudah menyurati Kedubes Myanmar terkait deportasi warganya yang tertangkap oleh Timpora saat berada di Kebun Lima, Kecamatan Serikuala Lobam," ungkap M Noor, Humas Kantor Imigrasi kelas II Tanjunguban, Selasa (1/11/2016).

M Noor menjelaskan, keberadaan warga negara Myanmar tersebut sejak awal ditangkap, sudah dilaporkan ke Kedubes Myanmar, namun belum mendapat respon.

"Untuk tindak lanjutnya, semua itu tidak terlepas dari Kedubes untuk dideportasi. Karena dari hasil penyelidikan awal, memang yang bersangkutan tidak terlibat dalam kasus kriminal atau tindak pidana lainnya," terangnya.

Sedangkan untuk dua pekerja asing berkewarga-negaraan India yang ditangkap dari Kapal RIG SKD Alliance yang sedang sandar di pelabuhan PT Singatac, di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam oleh petugas Imigrasi Kelas II Tanjunguban, Kamis (27/10/2016) karena menggunakan Visa On Arrival, diketahui bernama Gopal dan Amratnesh.

Keduanya adalah pekerja sebagai teknisi AC pada Kapal RIG tersebut dan sampai saat ini masih terus dilakukan proses hukum oleh penyidik Imigrasi Tanjunguban.

"Kalau untuk pekerja WN India, sampai saat ini masih dalam proses yang dilakukan oleh penyidik," terangnya.

Sementara itu General Meneger (GM) PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE), Surya Cahyadi, melalui Senior Laison Meneger Jamin Hidajat, yang diminta tanggapannya terkait beberapa kali tertangkapnya pekerja asing di kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam oleh petugas Imigrasi Tanjunguban dan Disnaker, belum juga memberikan jawaban secara resmi.  

Editor: Udin