BATAMTODAY.COM, El Savador - Euforia permainan Pokemon Go memang sudah tidak seheboh pada saat ia pertama kali diluncurkan. Namun laporan pendapatan yang diraih Niantic Inc tetap menunjukan angka fantastis.

Dirilis pada awal Juli lalu, usia Pokemon Go berarti baru sekitar tiga bulan. Lembaga riset App Annie menunjukan Niantic selaku pengembangnya telah meraih pendapatan senilai US$600 juta atau setar Rp7,8 triliun.

Angka tersebut tentu sangat besar, mengingat game berbasis teknologi GPS dan augmented reality (AR) ini baru seumur jagung. Sedangkan game populer lainnya memakan waktu yang cukup lama untuk bisa menghasilkan pendapatan yang sama sejak mereka pertama kali dirilis.

Masih dari App Annie, Candy Crush Saga membutuhkan waktu lebih dari 200 hari untuk bisa mengantongi Rp7,8 triliun. Kemudian Puzzle & Dragons tercatat membutuhkan waktu 400 hari dan Clash of Clans memakan waku lebih dari 500 hari.

Mengutip portal berita UberGizmo, Niantic hingga saat ini masih menghasilkan US$2 juta per hari. Tak heran apabila sejumlah lembaga riset termasuk App Annie sendiri memprediksi, Niantic berpotensi hasilkan pendapatan bersih US$1 miliar di akhir 2016 atau awal tahun 2017.

Melihat dari sisi pengguna, Pokemon Go memang sudah mulai ditinggalkan para gamer. Pada akhir Agustus lalu, lembaga analisis Apptopia merilis data bahwa game ini telah diunduh sebanyak 100 juta kali. Namun antusiasme gamer semakin menurun.

Selama masa baru dirilis yakni tanggal 5 hingga 11 Juli 2015, pengguna aktif harian Pokemon Go terus meningkat dari lima juta user ke angka 15 juta user. Puncaknya terjadi pada pertengahan Juli yang menghasilkan sekitar 45 juta user per hari.

Namun memasuki bulan Agustus, pengguna aktif harian Pokemon Go semakin landai dan pada pertengahan bulan ini angkanya berada di sekitaran 30an juta user per hari.

Niantic kerap dinilai harus tetap menjaga kestabilan jumlah gamer dalam skala bulanan ke depannya, yakni dengan cara terus melakukan pembaruan atau inovasi di dalam aplikasi serta layanannya.

Sumber: UberGizmo
Editor: Udin