Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemkab Bintan Kecolongan atas Kegiatan WNA dan Yayasan di Kebun Seribintan
Oleh : Harjo
Senin | 17-10-2016 | 18:50 WIB
evaluasi-timpora.gif Honda-Batam

Rapat evaluasi hasil razia Timpora di wilayah kerja Imigrasi Kelas II Tanjunguban (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Sudah bertahun-tahun adanya kegiatan orang asing serta pendidikan yang dilaksanakan oleh Yayasan Shalom Internasional dan Hanavilia Internasional di kebun Desa Seribintan, namun tidak pernah diketahui dan melaporkan kegiatannya kepada pemerintah setempat.

Hal tersebut diketahui dari hasil evaluasi hasil razia oleh Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) di wilayah kerja Imigrasi kelas II Tanjunguban, yang dihadiri oleh seluruh unsur TNI/Polri, Pemkab Bintan serta instansi lainnya, di Sekretariat Timpora, Senin (17/10/2016).

Kepala Imigrasi Kelas II Tanjunguban, Suhendra melalui Humasnya, M Noor, kepada BATAMTODAY.COM menyampaikan, dari hasil evaluasi hasil razia yang dilaksanakan oleh Timpora, selama dua hari (11-12/10/2016), selain berhasil  mengamankan Edward Dass Laruzus (36) dan Che Chen Yi alias Gloria alias Ayu (27) berkewarnegaraan Malaysia, serta Zaw (34) berkewarganegaraan Myanmar, juga diketahui sejumlah permasalahan yang selama ini belum terungkap.

Diantaranya, keberadaan dua Yayasan beserta sejumlah kegiatannya, tidak pernah dilaporkan secara resmi kepada pemerintah setempat, mulai dari tingkat Ketua RT, RW, Kelurahan hingga instansi yang ada di Pemkab Bintan.

"Mulai dari gedung yang lengkap dengan sejumlah kamar dan fasilitas yang disewakan atau dikomersilkan, adanya kegiatan pendidikan, keagamaan, kependudukan juga diragukan. Semuanya tidak diketahui oleh aparat setempat, walaupun keberadaan yayasan yang memiliki lahan sekitar 14 hektar itu sudah ada sejak 9 tahun silam," ungkap M Noor.

Disampaikan M Noor, kehadiran sejulah orang yang berasal dari wilayah Timur Indonesia seperti Irian Jaya, Ambon, Manado dan lainnya, diketahui sengaja diminta datang dan dijanjikan akan mendapatkan  sertifikat pendidikan, selanjutnya dilakukan penempatan ke daerah lainnya.

"Mereka datang dibiayai, karena masalah apa yang dijanjikan belum terealisasi, makanya sebagian orang yang datang memilih untuk tinggal. Hingga akhirnya, keberadaan yayasan beserta kegiatannya, diendus oleh Timpora," terangnya.

"Terkait tindakan terhadap adanya kegiatan yayasan tersebut, instansi terkait masih menunggu keputusan dari Bupati Bintan. Apakah akan ditutup seluruh kegiatannya atau ada kebijakan lainnya," tambahnya mengakhiri.

Editor: Udin