Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Novanto Harusnya Ingatkan Ahok Agar Minta Maaf
Oleh : Surya
Sabtu | 08-10-2016 | 12:21 WIB
Akbar.jpg Honda-Batam

Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, menyayangkan sikap Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam kasus penghinaan yang dilakukan oleh calon gubernur petahana, Ahok, kepada agama Islam.

Sebagai orang yang dekat dengan Ahok, Novanto, kata Akbar, seharusnya mengingatkan Ahok untuk minta maaf kepada umat Islam yang telah disakitinya.

"Saya sendiri belum melihat langsung rekaman pernyataan Ahok yang katanya menghina Islam,. Tapi dari yang saya baca, nampaknya Ahok memang telah salah menyampaikan sesuatu yang bukan menjadi wilayahnya. Makanya, menurut saya, Novanto sebagai orang yang dekat dengan Ahok seharusnya meminta Ahok untuk meminta maaf dan bukan justru membela kesalaannya," ujar Akbar ketika dihubungi, Sabtu (8/10/2016).

Pembelaan Novanto, menurut Akbar, justru akan lebih membuat umat Islam tersakiti. Ahok ujar politisi senior ini jelas tidak memahami bahwa apa yang dikatakannya salah. Karena itu Novanto harus mengingatkan.

"Kalau saya dekat dengan seseorang yang melakukan kesalahan yang menyinggung perasaan masyarakat banyak, maka saya justru akan bicara kepadanya agar meminta maaf atas kesalahannya. Bukan membela kesalahannya, terlebih hal ini menyangkut agama," tambahnya.

Akbar sendiri menegaskan akan mencari waktu untuk bicara dengan Novanto terkait hal ini. Dirinya mengakui didatangi akar rumput Partai yang mengharapkan agar Partai Golkar mengevaluasi dukungannya pada Ahok.

"Saya rasa tidak pantas lah Ahok bicara seperti itu.Novanto harus bilang ke Ahok,kamu tidak pantas bicara seperti itu karena akan membuat masyarakat tidak tenang,lebih baik minta maaf saja.Saya akan cari bicara dengan Novanto," ujar Aktivis angkatan 66 ini lagi.

Lebih lanjut Akbar yang juga Mantan Ketua DPR di era reformasi ini juga mengingatkan Ahok akan peran DPR dalam menghilangkan kata asli dalam syarat sebagai presiden harus orang indonesia asli dalam UUD 45.

"Kita sdh menghilangkan kata asli,artinya kita menghormati kemajemukan,para pendiri bangsa juga begitu. Indonesia majemuk dari segi keturunan, suku, agama dan memberikan kesempatan yang sama termasuk bidang politik untuk semua warga negaranya. Kalau kami saja bisa menghormati keberagaman, masak Ahok yang menikmati hasilnya saja tidak bisa?," tandasnya.

Sementara itu Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menegaskan apa yang disampaikan oleh Ahok tidak menyinggung umat Islam. "Saya juga sudah mendengar utuh pidato tersebut, tidak ada maksud Pak Ahok untuk berkata menjelek-jelekkan suatu agama tertentu, saya minta semua pihak untuk mendengar utuh pidato Ahok sebelum berkomentar," tuturnya.

Editor: Yudha