Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Atasi Karut Marut BP Batam, DPD RI Panggil Darmin dan Hatanto
Oleh : Surya
Jum'at | 07-10-2016 | 11:42 WIB
Hatanto21.jpg Honda-Batam

Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar Rapat Kerja mengenai persoalan kinerja pelayanan Badan Pengelola (BP) Batam, yang dinilai makin buruk dan dikeluhkan dunia usaha maupun investor yang menanamkan modalnya di Batam.

Rapat tersebut dipimpin Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba, serta dihadiri Menteri Perekonomian (Menko) Darmin Nasution didampingi Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro dan jajarannya.

Selain membahas persoalan pengelolan Batam, Rapat Kerja juga membahas soal pembangunan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang sebagian besar wilayahnya merupakan lautan dan kepulauan, serta kebijakan tol laut dan poros maritim dunia yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pembukaannya, Darmin menjelaskan, untuk menjadikan Batam lebih baik dalam hal investasi dilakukan perombakan di struktur BP Batam.

Terjadinya perombakan BP Batam, kata Darmin, berawal dari munculnya ketidakpastian terhadap kalangan dunia usaha akibat munculnya dualisme pengelolaan dengan pemerintah kota.

"Perombakan ketidakefisienan dan ketidakpastian, persisnya adalah dualisme kewenangan antara BP batam dan pemerintah kota," ungkap Darmin di Gedung DPD RI Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Atas persoalan tersebut, sidang kabinet memutuskan harus ada perombakan total. Pertama, Batam menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kedua, menghapus dualisme pengelolaan dan kewenangan Batam.

Ketiga, fasilitas industri jangan sampai hilang atau turun dan keempat yaitu menyiapkan rancangan Peraturan Pemerintah (PP) itu KEK. "Langkah pertama, menunjuk dewan kawasan. Tidak ada orang politik, jadi profesional," paparnya.

Seperti diketahui, pemerintah bersama BP Batam saat ini tengah mengembangkan kawasan Batam untuk bertransformasi dari Free Trade Zone menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Untuk itu, berbagai proyek infrastruktur akan dikembangkan, salah satunya adalah bandara dan pelabuhan.

Ketua BP Batam Hatanto Reksodipoetro mengatakan, khususnya untuk bandara, pengembangan yang akan dilakukan adalah perpanjangan Apron atau landasan parkir pesawat.

Sedangkan untuk kapasitas Bandara tidak akan dikembangkan karena sudah mencapai titik maksimal, yaitu 5,5 juta penumpang per tahun. Begitu juga dengan pelabuhan, nantinya juga akan dikembangkan berbagai infrastuktur pelabuhan.

Diharapkan, dengan pembangunan infrastruktur pada pelabuhan ini, Batam dapat memanfaatkan besarnya potensi sektor kelautan yang dimiliki. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah pada sektor IT.

Tak hanya itu, pemerintah juga tengah memfokuskan integrasi program pemerintah berbasis teknologi. Nantinya, secara keseluruhan layanan di Batam dapat diakses hanya dengan menggunakan internet, terutama untuk layanan investasi.

Dengan program ini, maka masyarakat dan pengusaha tak lagi perlu mengunjungi berbagai kantor pemerintahan untuk memperoleh izin apapun. Hanya saja, harmonisasi ini masih perlu pendalaman lebih lanjut karena menyentuh banyak instansi.

Editor: Yudha