Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Investor Makin Tak Percaya untuk Investasi di Batam

Apindo Prihatin Performa Pelayanan BP Batam Makin Buruk
Oleh : Irawan
Rabu | 05-10-2016 | 12:07 WIB
Danang-Girindrawardana3.jpg Honda-Batam

Danang Girindrawardana, Ketua Apindo bidang Kebijakan Publik yang juga mantan Ketua Ombusman RI 2011-2016.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan prihatin dengan makin buruknya performa kinerja Badan Pengelola (BP) Batam dalam hal pelayanan terhadap para pengusaha atau investor yang menanamkan investasinya di Batam.

Performa kinerja BP Batam di bawah kepmimpinan Hatanto Reksodipoetro yang makin memburuk ini, jelas makin menjauhkan Batam sebagai tujuan investasi dunia dan sulit untuk menyangi keberhasilan Singapura dalam pertumbuhan ekonomi.

"Dalam hal performansi kinerja BP Batam, saat ini kami merasa prihatin. Ini situasi yang menyedihkan mengingat Batam adalah salah satu ikon pertumbuhan Indonesia. Satu-satunya kawasan khusus berbasis ekonomi FTZ yang survive dan terbukti mampu membangun wilayah dengan sangat cepat," kata Danang Girindrawardana, Ketua Apindo bidang Kebijakan Publik, kepada BATAMTODAY.COM di Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Menurutnya, Hatanto telah gagal membawa perubahan di Batam, yang seharusnya ada perbaikan dalam pelayanan terhadap investasi, namun faktanya pelayanan BP Batam makin buruk. Ia memahami kenapa Hatanto gagal dalam memajukan Batam, karena memang kompleksitasnya pelayanan publik di Batam, akibat ketidakpastian pemerintah mengeluarkan peraturan-peraturan pendukungnya.

"Misalnya, yang pertama adalah karena PP hubungan kerja antara Pemko Batam dengan BP Batam. Padahal ini juga amanat UU 23 tahun 2014, yang menegaskan kepentingan dan kewenangan Pemerintah Pusat di daerah yang memiliki kekhususan seperti adanya badan pengusahaan," katanya.

Masalah kompleksitas kedua, yang gagal dipahami Hatanto dkk, kata mantan Ketua Ombudsman RI ini, karena para pimpinan BP Batam tidak mampu memformulasikan kebijakan publik yang berkualiatas.

"Yang kedua, saya kira para pimpinan BP Batam saat ini belum mampu memformulasikan kebijakan publik yang berkualitas sehingga implementasinya dalam bentuk pelayanan publik menjadi lemah," katanya.

Danang menegaskan, Hatanto selaku Kepala BP Batam tidak memiliki roadmap yang jelas dalam melakakukan perubahan dan targert-target kepemimpinannya di BP Batam.

"Secara makro, saya lihat ada kesan bahwa BP Batam belum menyusun roadmap perubahan seperti apa yang ditargetkan. Ini kontradiktif dan jauh dari kesan konsistensi pemerintah pada waktu melahirkan Batam sebagai wilayah FTZ dengan UU yang lex spesialis. Kekhususan wilayah Batam ini sudah tidak bisa disejajarkan dengan pemikiran otonomi daerah secara konvensional," ujar Danang.

Sehingga bentuk-bentuk kebijakan dan pelayanan publik perlu diformulasikan dan mengarah pada modernisasi, kecepatan dan efisiensi waktu.

"Kalau formulasi itu yang dikejar, maka masalah stagnansi pelayanan publik di BP Batam tidak akan terjadi. Ini sejalan dengan perintah Presiden dalam agenda debirokratisasi dan deregulasi," katanya.

Sebenarnya, kata Danang, ada desakan kepada Apindo agar buruknya pelayanan BP Batam disampaikan langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena dianggap mengganggu iklim investasi dan makin membuat Batam tak menarik sebagai tujuan invetasi dunia.

Namun, Apindo berpandangan tentunya Presiden Jokowi sudah mengetahui kondisi terbaru di Batam dari para menteri sebagai para pembantunya di pemerintahan.

"Jadi apakah Apindo akan melaporkan hal ini kepada Presiden, saya kira belum saatnya. Saya yakin Bapak Presiden sudah mengetahui hal ini," katanya.

Expand