Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jangan Dibilang Agus belum Matang Berpolitik, Meski Muda
Oleh : Irawan
Minggu | 25-09-2016 | 12:30 WIB
Didik_Mukrianto.jpg Honda-Batam

Politisi Partai Demokrat Didik Mukrianto

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Diusungnya nama Mayor TNI Agus Harimutri Yudhoyono sebagai kandidat calon gubernur (cagub) DKI oleh empat koalisi partai politik (Demokrat, PAN, PPP dan PKB) menuai serangan dari para pendukung petahana Basuki Tjaha Purnama atau Ahok. Terutama terkait usia Agus yang dinilainya masih sangat muda dan belum matang dalam berpolitik.

Menanggapi serangan itu, politisi Partai Demokrat Didik Mukrianto mengaku heran dengan serangan yang dilakukan oleh para pendukung Ahok itu. "Saya heran saja, yang dikritik kok usia Mas Agus yang katanya masih muda," kata Didik kepada wartawan di Jakarta, Minggu (25/9/2016).

Menurut Didik, mereka yang mengkritik putra sulung presiden RI dua periode, Susilo Bambang Yudhoyono itu tidak memahami ke Indonesiaan dan belum merasa merdeka. Lantas dia pun mengingatkan bahwa perjuangan ke Indonesiaan itu dimulai dengan Kebangkitan Nasional yang dipimpin oleh Budi Utomo yang saat itu usianya masih sangat muda.

"Sumpah pemuda juga menjadi salah satu tonggak sejarah juga dilakukan oleh para pemuda. Lantas dimana salahnya menjadi pemimpin di usia muda?" ujarnya bertanya.

Dia pun mengingatkan sosok dua Proklamator RI, Bung Karno dan Bung Hatta yang juga masih sangat muda ketika mereka menjadi bagian dari motor perjuangan Indonesia. Karena itu, Didik mengingatkan para pengkritik agar jangan mendeskreditkan Agus Harimurti Yudhoyono, karena usianya yang muda.

"Sangat picik kalau cara pandangnya seperti itu. Meski usianya masih sangat muda, Mas Agus memiliki segudang prestasi baik di dinas kemiliteran maupun prestasi akademik non militer di usianya yang baru 38 tahun. Dia didik secara militer untuk menjadi pemimpin," tegasnya.

Didik justru mengkritik para pendukung Ahok yang mengaku Soekarnois, padahal sikap bekas Bupati Belitung Timur itu jauh dari sikap Soekarno maupun para pejuang kemerdekaan lainnya. Para pejuang tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar bahkan kepada para penjajah sekalipun terlebih kepada anak bangsa sendiri.

"Sikap memaki-maki justru ditunjukkan para penjajah kepada para pejuang dan rakyat Indonesia. Coba lihat saja bagaimana sosok para pejuang terutama Bung Karno, apa pernah dia berkata-kata kasar bahkan kepada Belanda sekalipun yang menjadi penjajah?" katanya mengingatkan.

Sikap Bung Karno itu, tambah Didik berbanding terbalik dengan sikap Ahok yang kerap marah-marah dan memaki-maki bawahannya, orang kecil atau wong cilik atau orang yang tidak sepaham dengan dirinya.

"Apakah sikap yang seperti (Ahok) ini yang dicontohkan para pendiri bangsa? Masyarakat bisa menilai sendiri," tandasnya.

Editor: Surya