Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perekonomian Anambas Merosot, Masyarakat Ramai-ramai ke Pegadaian
Oleh : Alfredy Aritonang
Rabu | 14-09-2016 | 16:57 WIB
nasagah-pegadaian1.jpg Honda-Batam

Seorang nasabah lagi bernegosiasi dengan karyawan Pegadaian Unit Tarempa. (Foto: Alfredy Aritonang)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang mengalami defisit berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat yang kian merosot.

Merosotnya perekonomian di Anambas, telah memaksa masyarakat berlomba-lomba mendatangi Pegadaian untuk memproleh dana secara cepat.

‎Salah satu warga Palmatak, Roni, yang ditemui usai menggadai barang di Pegadaian Unit Tarempa, Rabu(14/09/2016), mengakui bahwa dirinya terpaksa menggadai sejumlah perhiasan untuk biaya kelangsungan hidup.

"Syarat administrasi untuk menggadai sebuah barang di Pegadaian ini sangat mudah, dan prosesnya cepat. Tujuan saya menggadai, paling utama untuk menambah biaya kelangsungan hidup. Sebagian unuk menambah modal usaha," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ani, warga Tarempa, mengatakan, dirinya ingin menggadai perhiasan untuk biaya pendidikan anaknya yang lagi sekolah di luar Anambas.

"Anak saya sekolah di Tanjungpinang, butuh biaya tinggi. Selain memikirkan uang makannya, kami juga harus memikirkan biaya tempat tinggalnya. Apalagi beberapa hari ini cuaca buruk, suami saya tidak melaut," ujar istri seorang nelayan di Tarempa itu.

Terlihat juga beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di lingkungan Pemkab Anambas mengantri di Pegadaian tersebut. Namun, ketika dikonfirmasi PNS tersebut enggan berkomentar.

Sementara karwayan Unit Pegadaian Tarempa, Lasmini Simatupang, mengakui bahwa nasabah lebih dominan dari nelayan yang menggadai barang untuk keperluan pendidikan anak.

"Lebih dominan nelayan yang menggadai. Memang sebagian pengusaha juga ada yang menggadai, demikian juga PNS. Pegadaian memiliki tiga bisnis, yakni bisnis pembiayaan, bisnis emas dan aneka jasa. Tetapi yang dominan itu bisnis pembiayaan," akunya.

Lasmini menambahkan, nasabah meningkat ketika menjelang dan sesudah merayakan hari besar, seperti Idul Adha yang baru saja berlalu. ‎Faktor lain meningkatnya nasabah disebabkan cuaca buruk, sehingga nelayan tidak melaut.

"Merosotnya perekonomian masyarakat terlihat betul dari banyaknya yang menggadai barang. Apalagi cuaca buruk, nelayan tidak melaut sehingga beberapa barang, seperti TV, HP, laptop, perhiasan. Sepeda motor juga banyak digadaikan digadaikan," terang Lasmini.

Akhir-akhir ini, tambahnya, nasabah Pegadaian meningkat dari hari-hari sebelumnya. Yang lebih melonjak, menjelang perayaan hari besar keagamaan, seperti hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.

"Biasanya jumlah nasabah perhari bisa mencapai 40 orang. Karena dari pulau-pulau juga banyak yang ingin menggadai, bukan dari Tarempa ini saja," ‎tambahnya.

Editor: Dardani