Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengusaha Nasional harus Bisa Bersaing dengan Asing
Oleh : Irawan
Minggu | 28-08-2016 | 08:30 WIB
Ssilatnas_ISHI.jpeg Honda-Batam

Dialog Nasional bersama Ikatan Senior Hipmi Indonesia (ISHI).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani minta pengusaha nasional tidak hanya berbisnis di dalam negeri namun melihat peluang bisnis di negara lain. Ini dimaksudkan agar kualitas pengusaha nasional bisa bersaing dengan pengusaha asing.

 

"Beberapa pengusaha asing telah melakukan investasi di Myanmar, sayang saya tidak melihat pengusaha terutama dari HIPMI berinvestasi di sana. Jika pengusaha kita berinvestasi dengan membangun pabrik di negara lain dan mengundang presiden meresmikan, itu sangat keren," ujar Sri Mulyani di Jakarta kemarin dalam acara Dialog Nasional bersama Ikatan Senior Hipmi Indonesia (ISHI).

Menurut Sri Mulyani, menghadapi era globalisasi kita harus siap dengan keterbukaan dan berkompetisi. Jangan hanya besar di kandang, namun harus bisa mencari terobosan baru merambah negara lain.

Pengusaha, kata Sri Mulyani merupakan mitra pemerintah sehingga harus bisa bersinergi antara pembuat kebijakan dengan pebisnis. Hubungan pemerintah dengan pengusaha jangan terlalu dekat, dan tidak boleh terlalu jauh. Harus ada jarak.

"Kalau terlalu dekat, pemerintah justru kesulitan memantau dan melihatnya," kata Sri Mulyani.
Sedangkan Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang berharap ‎silaturahmi antar pengusaha diperkuat. Sebab, secara tidak langsung dapat memberikan dampak terhadap kemajuan ekonomi bangsa. Menurutnya, saat ini silaturahmi antara senior dengan anggota HIPMI ‎perlu dibangun kembali.

"Silaturahmi, jadi kita dulu akrab sekali dari zaman Mulatif, Siswono, Ical. Keakraban itu dekat sekali dengan daerah. Mungkin dengan segala kesibukan karena kemajuan negara dibidang ekonomi dengan segala kekurangannya itu memang agak ketinggalan silaturahmi ini," kata politikus yang akrab disapa Oso itu.

Oso menghendaki agar siltarahmi antara kalangan senior ‎dan junior bisa lebih intensif lagi. Setidaknya, para senior mau berbagi pengalaman dengan anggota HIPMI.

"Nah, sekarang sudah ada yang 70, 75 tahun. Jadi sangat jauh dengan yang junior. Butuh komunikasi yang intens, memberikan dukungan-dukungan dan dorongan kepada juniornya sebagai alat komunikasi dan membagi pengalaman mereka dibidang ekonomi," ucapnya.

Silatnas bukan bentuk persaingan antara ISHI dengan HPMI. Hanya sebatas untuk meningkatkan silaturahmi dan sharing antara pengurus ISHI dengan HIPMI.

"Jadi, yang berperan penuh aktif adalah HIPMI. Senior ini hanya silaturahmi, ya kalau di daerah itu bisa mengunjungi adik-adiknya," sebut dia.

Selain memberikan masukan kepada HIPMI, Silatnas juga bertujuan memberikan masukan kepada pemerintah.

"Memberi masukan. Dalam ekonomi sudah tertata di Indonesia ini. Jadi hanya memberi masukan, bisa langsung maupun tidak langsung. Lebih efektif bisa melalui HIPMI sendiri," kata Oso.

Editor: Surya