Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Barata Indonesia Ekspor Komponen Kereta Api ke AS dan Meksiko
Oleh : Redaksi
Kamis | 25-08-2016 | 12:38 WIB
barata.gif Honda-Batam

Mantan Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, saat wawancara di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Rabu (30/9/2015).(Sumber foto: Kompas.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - PT Barata Indonesia (Persero) pada 24 Agustus kemarin melakukan pengiriman ekspor komponen kereta api ke dua negara yaitu Amerika Serikat dan Mexico.

Ekspor tersebut dalam rangka pemenuhan kontrak jangka panjang (2011-2021) yang dilakukan oleh perusahaan yang berkantor pusat di Gresik Jawa Timur tersebut dengan perusahaan standart car truck company yang berkantor pusat di Illinois, Amerika Serikat.

PT Barata Indonesia (Persero) yang berdiri tahun 1971 memiliki beberapa bidang usaha. Salah satunya adalah di bidang casting (pengecoran logam) seperti komponen kereta api untuk kebutuhan domestik dan ekspor.

Penjualan ekspor Barata per tahun sekitar 10 juta dollar AS, atau sekitar 20 persen dari total penjualan.

Untuk memenuhi standar kualitas ekspor, pabrik pengecoran milik PT Barata Indonesia (Persero) telah memiliki sertifikat AAR (Association of America Railroads) sebagai syarat untuk bisa menembus pasar ekspor ke USA & Canada.

Direktur Utama Barata Indonesia, Silmy Karim menyampaikan bahwa ke depan, penjualan ekspor akan terus ditingkatkan. Salah satunya dengan merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik PT Barata Indonesia.

"Kami sedang dalam tahap persiapan akhir dalam rangka realisasi perencanaan investasi yang dibutuhkan untuk merevitalisasi pabrik PT Barata Indonesia (Persero) agar siap mendukung ekspor dan program-program yang sedang digalakkan oleh Pemerintah," ujar Silmy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/8/2016).

Program pemerintah yang disasar seperti infrastruktur pembangkit listrik, infrastruktur logistik pelabuhan, pembangunan dan perawatan pabrik-pabrik besar seperti gula, semen, dan juga termasuk fasilitas minyak dan gas Pertamina dan PGN.

Di samping itu, PT Barata Indonesia (Persero) tahun ini mendapatkan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp500 miliar.  

"PMN untuk Barata tahun ini sudah dianggarkan pada APBN-P 2016 dan sudah mendapatkan persetujuan DPR. Kami sedang menunggu proses pencairan saja oleh Pemerintah," tambah SIlmy.

Menurut Silmy, industri berat di Indonesia harus dikembangkan karena industri ini adalah salah satu pilar dalam meraih sukses dibidang ekonomi ke depan.

"Di Asia ada Jepang, Korea, dan sekarang Tiongkok yang industri beratnya maju, ini merupakan prasyarat bagi suatu Negara untuk bisa terus membangun industrinya, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonominya." tutup Silmy.

Sumber: Kompas.com
Editor: Udin