Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Guru Olahraga di Bandung Tewas Ditikam Preman
Oleh : Redaksi
Selasa | 23-08-2016 | 11:14 WIB
penikaman.jpg Honda-Batam

Ilustrasi (Sumber foto: Waspada.co)

BATAMTODAY.COM, Bandung - Puluhan siswa dan alumnus SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) sempat menjenguk Tatang Wiganda, guru pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) mereka yang tewas diduga menjadi korban penusukan.

Sejumlah siswa dan alumni pun mengantar jenazah dari Rumah Sakit Santo Yusuf ke Rumah Sakit Sartika Asih.

Di antaranya Aisyah Dajanti (18) dan Regita Valendena (18). Dua gadis alumni SMP YAS ini sengaja datang ke RS Santo Yusuf.

Keduanya tak menyangka guru olah raga favorit itu menjadi korban penusukan orang tak dikenal.

"Almarhum itu sifatnya baik sekali. Tidak rese sama murid perempuan dan tidak pernah marah," kata Regita kepada Tribun di RS Santo Yusuf, Senin (22/8/2016) malam.

Regita pun meyakini, guru olahraga favorit itu tak memiliki masalah dengan siswa, alumnus, ataupun orang tua siswa.

Para siswa pun mengenal Tatang sebagai guru yang tak pernah memukul jika menegur siswa.

"Sama anak-anak (siswa. Red), Pak Tatang itu selalu welcome. Saya dan kakak saya juga merasakan hal yang sama," kata alumnus 2010 itu.

Ia menyebut, peristiwa yang dialami gurunya itu sempat menyebar melalui media sosial dan aplikasi pesan singkat alumni SMP YAS.

Hal senada juga dikatakan rekan Tatang yang guru penjaskes, Ahmar Priatna. Ia mengatakan, Tatang memiliki cara yang berbeda setiap mengajar siswanya.

"Kalau menegur siswa pada saat pelajaran, Almarhum selalu merangkul kembali siswanya itu usai pelajar. Itu dilakukannya untuk menjaga perasaan siswanya," kata Ahmar.

Ahmar pun menjamin para siswa dan alumni tidak akan melakukan perbuatan keji terharap gurunya. Tatang merupakan guru favorit para siswanya sejak mengajar di SMP YAS pada 2005,

"Makanya tadi anak SMP dan SMA datang ke RS Santo Yusuf. Kalau bukan favorit tidak mungkin bermasalah. Lagi pula kalau ada masalah dengan siswa pasti saya tahu," kata Ahmar.

Pihak keluarga juga memastikan Tatang tidak memiliki masalah dengan siswanya. Hal itu dikatakan saudara iparnya, Acep Rohendi (44), warga RT 6/8 Gang Haji Carda, Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul.

"Almarhum itu orangnya pendiam tidak suka macam-macam," kata Acep di RS Santo Yusuf.

Acep menambahkan, pelaku penusukan merupakan preman yang ada di Terminal Cicaheum.

"Tidak ada kaitannya di sekolah. Almarhum pulang mengajar renang siswanya," kata Acep.

Expand