Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mahasiswi Indonesia yang Ditangkap di Turki Masih Diperiksa
Oleh : Redaksi
Sabtu | 20-08-2016 | 09:38 WIB
turkey-coup-educationbybbc.jpg Honda-Batam

Sejumlah lembaga pendidikan di Turki ditutup karena diduga terkait dengan Fethullah Gulen. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Ankara - KBRI di Ankara Turki mengatakan otoritas Turki masih memeriksa dua mahasiswi Indonesia yang ditangkap oleh aparat setempat karena diduga terkait dengan Fethullah Gulen, ulama yang dituding sebagai penggerak kudeta.

 

 

Kepala Bidang Penerangan dan Budaya KBRI Ankara Dyah Asmarani mengatakan status hukum dua mahasiswi Indonesia itu belum ditentukan hingga Jumat (19/08) sore waktu setempat.

"Kami masih menunggu statusnya, mereka masih ditahan dan menjalani pemeriksaan yang intensif, " jelas Dyah kepada wartawan BBC Indonesia, Sri Lestari. Dyah mengatakan KBRI telah menyediakan pengacara untuk mendampingi dua mahasiswi tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri di Jakarta mengatakan dua orang itu merupakan mahasiswi yang mendapatkan beasiswa belajar di Turki dari sebuah organisasi non- pemerintah Turki, Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association atau PASIAD.

Keduanya ditangkap di tempat tinggal mereka di kota Bursa yang berjarak sekitar empat jam perjalanan dari ibukota Ankara. Sejauh ini identitas mahasiswi itu belum diungkap.

Dua mahasiswi itu merupakan bagian dari ratusan pelajar Indonesia yang mendapatkan beasiswa dari Yayasan PASIAD yang dituding terkait dengan Fethullah Gulen.

Menurut data KBRI, seluruhnya ada sekitar 720 orang asal Indonesia yang belajar di negara tersebut.
Hindari aktivitas diluar pendidikan

Pasca peristiwa kudeta yang gagal pada Juli lalu, KBRI telah meminta agar mahasiswa Indonesia yang belajar di sana menghindari aktivitas di luar pendidikan.

"Sejak awal kami sudah sampaikan kepada mahasiswa agar tidak mengikuti kegiatan apapun diluar aktivitas pendidikan dan sekolah mereka, berada di tempat yang netral serta sering komunikasi dengan KBRI," jelas Dyah.

Sejauh ini, menurut Dyah, pemerintah belum meminta agar mahasiswa di Turki pulang ke Indonesia.

"Ada yang ingin pulang atas inisiatif sendiri, tapi situasi di sini masih cukup kondusif, namun demikian agar tetap hat-hati," kata dia.

Pemerintah Turki telah menangkap orang dan juga menutup institusi yang terkait dengan Gulen, termasuk Yayasan Pendidikan PASIAD.

Kedutaan Besar Turki di Jakarta juga meminta sembilan sekolah di Indonesia yang diduga bekerja sama dengan PASIAD ditutup.Tetapi permintaan itu ditolak oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani