Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peserta KKN Mahasiswa Umrah Tumbuhkembangkan Ekowisata di Pulau Cempa
Oleh : Nurjali
Senin | 15-08-2016 | 10:02 WIB
kkndipulaucempa.jpg Honda-Batam

Inilah para peserta KKN Mahasiswa Umrah di Pulau Cempa. (Foto: Nurjali)

BATAMTODAY.COM, Cempa - Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2016 menyosialisasikan wawasan kebangsaan dan mendorong pengembangan ekowisata di Desa Cempa, Kecamatan Senayan, Kabupaten Lingga, Kepulaun Riau.

Dosen Pembimbing Lapangan KKN Kebangsaan 2016 di Pulau Cempa, Ahada Wahyusari, di Desa Cempa, Minggu (14/8/2016), mengatakan wawasan kebangsaan perlu disosialisasikan untuk membangun rasa nasionalisme di daerah terdepan, tertinggal dan terisolir.

Selain itu, lanjutnya, warga juga diberi motivasi dan pengetahuan agar mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi yang ada, seperti pengelolaan ikan menjadi kerupuk yang dikemas dengan baik, pengembangan objek wisata baru, dan usaha perkebunan.

Tiga pulau yang berada di Desa Cempa yakni Pulau Cempa, Gentong, dan Berjuala. 182 kepala keluarga membutuhkan informasi, motivasi dan pengetahuan tambahan untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan.

Berdasarkan hasil survei mahasiswa, Desa Cempa dapat dikembangkan sektor pariwisata bahari, terutama di Pulau Berjuala, yang dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan perahu pompong. Pulau itu memiliki pasir putih, pantai yang jernih dan ekosistem yang terpelihara dengan baik.

Mahasiswa peserta KKN Kebangsaan akan membangun ikon di Pulau Berjuala agar menjadi objek wisata baru, yang selama ini belum digarap warga Cempa.

"Sosialisasi tentang wawasan kebangsaan, cinta Tanah Air, dan menumbuhkembangkan ekowisata di Cempa dikemas dalam seminar kebangsaan di Kantor Desa Cempa, kemarin," ujarnya.

Keterbatasan informasi di Cempa mendorong Ahada menggelar seminar tersebut, dengan menghadirkan Komandan Pos AL, Serma Hadi, Kades Cempa Herman Atan dan dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji, Niko, sebagai narasumber.

Seminar kebangsaan yang sama sekali belum pernah digelar di Cempa sebelumnya tidak sekadar menambah wawasan warga dan mahasiswa, melainkan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi warga selama ini.

Berbagai permasalahan juga berhasil digali dalam seminar itu, dan diharapkan warga dapat dicari solusinya.

"Keterbatasan informasi di Cempa menghambat pengembangan berbagai sektor kehidupan, dan berpotensi mengikis rasa nasionalisme warga," katanya.

Kondisi ini juga yang mendorong Universitas Maritim Raja Ali Haji untuk menugaskan 15 mahasiswa dari 12 perguruan tinggi di Indonesia menanamkan rasa nasionalisme kepada warga Desa Cempa. Mahasiswa yang menjadi peserta KKN Kebangsaan 2016 itu melakukan pengabdian di Cempa sejak 25 Juli 2016 selama sebulan.

"Mahasiswa bertugas memberi pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila, hak dan kewajiban warga, dan mendorong warga Cempa lebih kreatif dan berinovasi," katanya.
Ahada mengemukakan Cempa terdiri dari dua dusun, dua RW dan empat RT. Jumlah warga yang tinggal di pulau itu sebanyak 655 orang.

Sebanyak 120 dari 182 kepala keluarga bekerja sebagai nelayan. Pemerintah diharapkan menyiapkan tenaga ahli untuk membangun ekonomi kerakyatan di Cempa.

"Sarana dan tenaga pendidikan, kesehatan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah," ujarnya.

Kades Cempa Herman Atan mengatakan tidak setiap hari nelayan dapat melaut, karena cuaca tidak selalu bersahabat, seperti sekarang ini. Dalam setiap tahun, selama tiga bulan nelayan tidak dapat melaut karena cuaca buruk.

Pemerintah Lingga mulai tahun ini akan mengembangkan perkebunan ubi gajah yang dapat diolah menjadi tepung. Lahan perkebunan menggunakan lahan warga.

Selain itu, kata dia pemerintah juga berupaya mengembangkan tanaman kaliandra. Tahun ini penanaman uji coba di atas lahan 1 hektare.

Sementara barang kebutuhan masyarakat selama ini didistribusikan dari Tanjungpinang. Sejauh ini, distribusi berjalan lancar, namun masih sulit ditemukan sayur-sayuran. "Kondisi Pulau Cempa selama ini aman," katanya.

Editor: Dardani