Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komando Militer AS Dituduh Manipulasi Data Intelijen ISIS
Oleh : Redaksi
Jum'at | 12-08-2016 | 13:26 WIB
web-teroris.jpg Honda-Batam

Akun YouTube "US Central Command CENTCOM" yang pernah diretas oleh pendukung ISIS tahun lalu. CENTCOM dituduh memanipulasi data intelijen soal ISIS. (foto: dok)

BATAMTODAY.COM, Amerika Serikat - Gugus tugas DPR Amerika menuduh sejumlah pemimpin unit komando utama militer memanipulasi laporan-laporan inteljen terkait ISIS di Timur Tengah.

Manipulasi laporan-laporan inteljen itu untuk menggambarkan kemajuan yang lebih baik dalam upaya militer AS memerangi ISIS di Irak dan Suriah dibanding kenyataan sesungguhnya.

Gugus tugas bersama Kongres yang dibentuk untuk menanggapi tuduhan seorang “whistleblower” hari Kamis (11/8/2016) mengeluarkan laporan yang menuding pemimpin US Central Command CENTCOM memberi evaluasi yang lebih menjanjikan tentang upaya-upaya anti-teroris terhadap ISIS dibandingkan hasil analisa internal yang mereka lakukan.

Laporan pertama gugus tugas itu menyorot masalah evaluasi CENTCOM tahun 2014 dan 2015.

Laporan itu mengatakan gugus tugas tersebut melanjutkan penyelidikannya bersama sebuah penyelidikan terpisah yang dilakukan oleh Inspektur Jendral Departemen Pertahanan Amerika.

Sementara itu, seorang perempuan Mississippi yang pernah berupaya melakukan perjalanan untuk bergabung dengan ISIS sebagai bagian dari bulan madunya, telah dijatuhi vonis 12 tahun penjara berdasarkan tuduhan terorisme.

Warga kota Vicksburg, Jaelyn Young, Kamis (11/8/2016) dijatuhi hukuman oleh hakim distrik Sharion Aycock. Young mengaku bersalah pada bulan Maret lalu dalam tuduhan berkonspirasi menyediakan bantuan materi pada organisasi teroris.

Young sebelumnya menghadapi kemungkinan hukuman penjara hingga 20 tahun. Kedua orang tuanya hari Kamis mengajukan permohonan keringanan hukuman dan Young menangis tersedu-sedan dalam sidang putusan hukumannya, dan mengatakan ia malu dengan tindakannya.

Tunangannya,  Muhammad Dakhlalla, mengaku bersalah pada 11 Maret lalu atas tuduhan serupa dan dijadwalkan akan dijatuhi vonis pada 24 Agustus mendatang. Tim jaksa mengatakan Young yang pindah ke agama Islam ketika belajar di Mississippi State University, telah mendorong Dakhlalla untuk mengikuti rencananya.

Keduanya ditangkap tahun 2015 sebelum terbang dari Colombus, Mississippi.

Sumber: VOA
Editor: Udin