Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waduh, Sejumlah Warga Kawal Bintan Diduga "Kumpul Kebo" Berjamaah
Oleh : Harjo
Rabu | 10-08-2016 | 10:26 WIB
lurahkawalbintan.jpg Honda-Batam

Pihak kelurahan serta satpol PP saat melakukan razia indentitas warga. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Lurah Kawal bersama Satpol PP, kecamatan Gunungkijang Bintan menjaring 10 Kepala Keluarga (KK) yang diduga hidup bersama tanpa surat nikah alias "kumpul kebo" di sebuah kos-kosan yang berada di Kawal RT  02/ RW 01, Kecamatan Gunung Kijang.

 

"Informasi yang kita dapat dari masyarakat, pasangan yang mengaku suami istri itu sudah berada di daerah kita sekitar dua sampai empat bulan, tanpa melaporkan diri ke RT setempat," ungkap Lurah Kawal, Arief Sumarsono, Selasa (9/8/2016).

Arief, menjelaskan, pihak kelurahan mendapatkan informasi dari warga setempat, bahwa di ruang lingkup kerjanya masih ada warga yang baru dari luar Kabupaten Bintan, tinggal di kosan itu tanpa pernah melaporkan kepada Ketua RT setempat. Selain itu pasangan itu menikah dibawah tangan alias tak tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA).

"Menindak lanjuti laporan tersebut, kemudian kita bersama Satpol PP nelakukan razia di salah satu kosan, ternyata benar ada 10 KK yang menikah dibawah tangan. Kemudian kami lakukan pendataan guna tertib administrasi kependudukan," lanjut Arief.

Dari 10 orang ini, diketahui berasal dari Indonesia bagian Timur seperti dari Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Bahkan sudah ada yang tinggal sejak 4 bulan lalu tapi tak pernah melapor kepada RT.

"Jadi dari 10 KK ini, jika ditotal dengan banyak anaknya, ada 30an warga tanpa mengantongi identitas baik berupa KTP maupun KK yang dikeluarkan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Bintan," tambah Arief.

Warga yang berasal dari luar, sepakat membuat surat pernyataan untuk melakukan kepengurusan adminstrasi kependudukan serta melakukan pernikahan secara resmi di KUA.

Arief yang juga Ketua Karang Taruna Bintan, menyampaikan permasalahan lain yang dialaminya selama menjabat sebagai lurah di Kawal. Permasalahan nelayan yang biasanya labuh kapal didaerah Kawal. Sebab, sebagian besar informasi para nelayan banyak tidak mengantongi identitas yang dikeluarkan Disdukcapil Bintan.

Sehingga, untuk melakukan pendataan administrasi kependudukan, pihaknya sedikit mengalami kesulitan lantaran para nelayan kadang kala lama dilaut ketimbang di darat.

Editor: Dardani