Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Minta Kementerian Kaji Ulang Sebelum Terapkan Kebijakannya

Disdik Karimun Ngaku Siap Terapkan Full Day School
Oleh : Nursali
Selasa | 09-08-2016 | 14:02 WIB
Kabid-dikdas,-Riauwati.jpg Honda-Batam

Kabid Dikdas Disdik Karimun, Riauwati meminta Kemeterian meninjau ulang kebijakan pemberlakuan full day school. Alasanya, psikologis siswa di daerah perbatasan berbeda dengan psikologis siswa di perkotaan (Foto: Nursali)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Dinas pendidikan Kabupaten Karimun mengaku siap menjalankan dan menerapkan program sekolah sepanjang hari (full day school) yang akan diikuti oleh seluruh pelajar mulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dari Senin hingga Jumat yang akan segera diterapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy di seluruh Indonesia.

"Kesiapan ini didasari oleh kemampuan siswa dan penyelenggara pendidikan (Sekolah) yang telah mumpuni," ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Riauwati kepada BATAMTODAY.COM, semabari menegaskan, meskipun pihaknya belum menerima surat resmi dari kementerian terkait, namun pihaknya mampu untuk melaksanakannya.

Keyakinannya itu didasarkan atas kemampuan siswa dan sekolah di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kabupaten yang digelar dengan sebutan Bumi Berazam ini.

"Pada dasarnya, baik sekolah maupun siswa di Karimun ini, mampu untuk belajar seharian penuh. Karena pada hari-hari biasa, para siswa juga belajar seharian penuh. Pulang sekolah, para siswa kita belajar mengikuti les dan segala macam," kata Riauwati di ruang kerjanya. Selasa (9/8/2016)

Pendidikan seperti inilah yang dimaksud Riauwati atas kemampuan individu siswa, di mana selain mengikuti belajar formal yang diterapkan oleh sekolah-sekolah, pendidikan informal juga kerap kali diikuti oleh masing-masing siswa, bahkan hampir seluruh siswa kembali lagi menjalani pendidikan teologis di lingkungannya masing-masing.

"Habis les sore, kadang mereka mengaji di rumahnya. Nah sebenarnya kan mereka ini belajarnya satu harian penuh, pagi mereka belajar di sekolah, sore mereka belajar di tempat les dan malam mereka belajar ngaji di rumah," katanya lagi.

Meskipun demikian, ia meminta kepada pembuat kebijakan dalam hal ini Kementerian terkait, untuk mengkaji kembali kebijakan tersebut. Sebab menurutnya, psikologis pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota di daerah terluar, sangat berbeda dengan psikologis pendidikan di daerah perkotaan.

"Memang kita siap, apapun yang telah dikeluarkan oleh Kementerian kita akan jalankan. Tapi, alangkah baiknya sebelum dikeluarkan, dikaji terlebih dahulu," tandasnya.

Editor: Udin