Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sidang Tahunan MPR akan Kembalikan GBHN agar Indonesia Tak Kehilangan Arah
Oleh : Irawan
Senin | 08-08-2016 | 15:33 WIB
Maruf_Cahyono.jpg Honda-Batam

Sekretaris Jenderal MPR Maruf Cahyono

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR RI Maruf Cahyono mengatakan, kepemimpinan di Indonesia saat ini sudah kehilangan arah sebagai sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pasca reformasi.

Pola pergantian kepimpinan juga menyebabkan bergantinya kebijakan, sehingga berbuah pada ketiadaan pembangunan berkelanjutan seperti amanat konstitusi UUD 1945.

"Kondisi demikian didapat MPR RI sebagai masukan (yang terjadi) masyarakat. Inilah yang masih kami godok untuk mengembalikan pembangunan berkelanjutan melalui tahapan-tahapan dalam garis-garis besar haluan negara (GBHN)," kata Maruf saat Sosialisasi Sidang Tahunan MPR di Jakarta, Senin (8/8/2016).

Keberadaan GBHN, lanjutnya, merupakan desakan seluruh rakyat yang diserap MPR sehingga menjadi masukan bagi MPR untuk diusulkan dan dibahas dalam sidang-sidang untuk disahkan menjadi undang-undang.

"Insya Allah pembangunan berkelanjutan dengan pola GBHN akan membangkitkan kembali kejayaan Indonesia," kayanya.

Menurut Maruf, pada Agustus ini ada tiga agenda besar MPR, yaitu penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR pada tanggal 16 Agustus, peringatan Hari Konstitusi pada tanggal 18 Agustus, dan Peringatan HUT MPR pada tanggal 29 Agustus 2016.

Maruf Cahyono menjelaskan bahwa pelaksanaan Sidang Tahunan MPR merupakan amanah dari peraturan Tata Tertib MPR. Akuntabilitas lembaga negara disampaikan kepada masyarakat dalam forum sidang tahunan. Sidang Tahunan merupakan konvensi tata negara yang diatur dalam Tata Tertib MPR.

"Pelaksanaan Sidang Tahunan MPR sama seperti tahun lalu. Tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2016," katanya.

Agenda Sidang Tahunan ini dimulai pada pukul 9.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB. Sidang Tahunan MPR ini mendengarkan pidato Presiden Joko Widodo.

"Dalam Sidang Tahunan ini agenda tunggal adalah pidato Presiden. Ini bukan sidang yang mengambil keputusan melainkan hanya mendengarkan pidato presiden. Sidang ini menjadi forum fasilitasi dari MPR untuk laporan kinerja lembaga negara yang disampaikan Presiden," terangnya.

Menurutnya, tidak tepat bila ada anggota MPR yang melakukan interupsi di Sidang Tahunan MPR. "Momentumnya tidak tepat dan tidak perlu ada yang diinterupsi karena hanya mendengarkan pidato Presiden saja," ujarnya.

Dalam peringatan Hari Konstitusi, selain pidato presiden juga ada Final Lomba Cerdas Cermas Empat Pilar. Puncak final LCC bersamaan dengan Hari Konstitusi pada 18 Agustus.

Para finalis LCC Empat Pilar dari seluruh provinsi di Indonesia sudah berada di Jakarta. Peringatan Hari Konstitusi ini dimaksudkan untuk memberi kesadaran konstitusi kepada masyarakat.

Sementara pada Hari Ulang Tahun MPR, direncanakan ada kegiatan MPR Berdzikir. Tahun ini baru pertama kali diperingati HUT MPR.

"Nanti akan mengundang seluruh elemen masyarakat, juga dai yang menyampaikan doa bersama dan ceramah. Kegiatan ini tidak hanya seremonial tapi juga memberi dampak positif buat masyarakat dalam upaya kita terus menerus mensosialiasikan Empat Pilar," jelas Maruf.

Editor: Surya