Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kelompok Hindu India Tolak Bank Syariah
Oleh : Redaksi
Jum'at | 05-08-2016 | 09:14 WIB
hinduradikal.jpg Honda-Batam

Mata uang India, Rupee. (Foto: Reuters)

BATAMTODAY.COM, New Delhi - Rencana bank syariah internasional untuk meluncurkan bisnisnya di India menghadapi tentangan dari kelompok-kelompok Hindu yang menyatakan bahwa bank Islamis tidak boleh dibiarkan beroperasi di negara sekuler itu.

 

Islamic Corporation for Development (ICD), anak perusahaan Islamic Development Bank (IDB) yang berbasis di Arab Saudi, diperkirakan akan mendirikan cabang pertamanya di India di kota Ahmedabad, Gujarat.

Cabang ICD itu akan beroperasi sebagai perusahaan finansial nonperbankan yang memberikan kredit bagi pengusaha kecil dan menengah dengan berbagi keuntungan dan kerugian mereka, tanpa mengenakan bunga, sesuai dengan ketentuan bank syariah.

Meskipun sebagian pakar Muslim meyakini layanan keuangan yang ditawarkan ICD dapat menguntungkan warga dari kelompok yang kurang beruntung di India, pemimpin Vishva Hindu Parishad (VHP), organisasi agama Hindu terbesar di India, menyatakan, lembaga keuangan berbasis syariah tidak boleh diizinkan memasuki India karena operasi bank ini bertentangan dengan prinsip-prinsip sekularisme yang dianut India.

Surendra Jain, Sekjen Bersama VHP, mengatakan kepada VOA bahwa dengan mendirikan bank tersebut di India artinya ICD bermaksud menerapkan syariah dan mempromosikan Islam di India. Ia menegaskan bahwa aktivitas perbankan di India benar-benar merupakan aktivitas sekuler dan tidak dapat dikontrol oleh cara atau sistem keagamaan apapun. Ia menambahkan juga bahwa pendirikan perusahaan keuangan itu di India akan mendorong perpindahan agama di sana.

Meskipun begitu, Zafar Sareshwala, yang memimpin operasi ICD di India, mengatakan, mereka yang menentang masuknya sistem keuangan nonperbankan di India itu tidak memahami cara beroperasinya di India.

Ia mengatakan bahwa institusi ini tidak akan menjadi lembaga penyalur zakat yang hanya ditujukan untuk Muslim, tetapi merupakan perusahaan pencari laba. Siapapun yang memenuhi syarat peminjaman akan memperoleh kredit. Ia menambahkan bahwa di seluruh dunia, sebagian besar penerima kredit dari lembaga keuangan Islami adalah non-Muslim.

Sumber: VOA Indonesia
Editor: Dardani