Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Penyebab Kenaikan Inflasi di Kepri Bulan Juli 2016
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 04-08-2016 | 12:14 WIB
kenaikan-inflasi.jpg Honda-Batam

Ilustrasi kenaikan inflasi (Sumber foto: info-jogja.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri mencatat, terjadi kenaikan inflasi pada bulan Juli 2016 sebesar 1,37 persen (mtm) dibanding bulan sebelumnya 1,55 persen (mtm) yang disebabkan kenaikan tarif angkutan udara dan kelompok volatile foods. Secara tahunan, inflasi Kepri 3,45 persen (yoy) lebih tinggi dibanding inflasi nasional 3,21 persen (yoy).

Gusti Raizal Eka Putra, Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri, mengatakan kenaikan tarif angkutan udara menjadi pendorong utama laju inflasi yang dipengaruhi oleh lonjakan penumpang dikarenakan arus mudik/ balik yang berkenaan dengan Idul Fitri.

"Meski demikian, laju inflasi Juli 2016 relatif terkendali dan mencatatkan laju yang lebih rendah dibanding rata-rata historis inflasi pada bulan Ramadan dan Hari Raya sebesar 1,56 persen (mtm)," kata Gusti Raizal.

Ia menjelaskan, kelompok administered prices penyumbang inflasi utama Juli dengan andil 1,35 persen (mtm). Inflasi administered prices sebesar 3,40 persen (mtm), lebih tinggi dibanding inflasi bulan sebelumnya 2,60 persen (mtm) yang didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara dan tarif listrik.

"Tingginya permintaan serta lonjakan penumpang pada momen Idul Fitri menjadi pemicu utama kenaikan tarif angkutan udara. Sementara kenaikan tarif listrik disebabkan penyesuaian tarif listrik yang dilakukan oleh PLN yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2016," terangnya.

Gusti menuturkan, kelompok volatile foods penyumbang inflasi terbesar kedua. Inflasi volatile foods sebesar 2,36 persen (mtm), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya dengan inflasi 2,83 persen (mtm). Komoditas penyumbang utama inflasi volatile foods relatif sama dengan bulan sebelumnya yaitu bayam, daging ayam ras, bawang merah, dan cabai merah yang dipengaruhi menurunnya pasokan dan akibat libur panjang Lebaran.

Sementara laju inflasi kelompok inti sebesar 0,25 persen (mtm) menurun dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,38 persen (mtm). Beberapa komoditas kelompok inti yang tercatat mengalami kenaikan terbesar yaitu sotong, akademi/perguruan tinggi, nasi dengan lauk, minyak goreng, dan emas perhiasan. Kenaikan biaya akademi/perguruan tinggi sejalan dengan pola historisnya yang umumnya mengalami kenaikan di awal tahun ajaran baru.

"Ke depan, tekanan inflasi Agustus diperkirakan menurun dibanding Juli yang bersumber dari tarif angkutan udara yang kembali normal," ujarnya.

Editor: Udin