Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nelayan Natuna Resah Maraknya Aksi Pembiusan Ikan
Oleh : Ramizal
Kamis | 04-08-2016 | 11:38 WIB
keindahankaranglaut.jpg Honda-Batam

Keindahan karang bawah laut Natuna. (Foto: Ist)

BATMTODAY.COM, Natuna - Nelayan Cemaga Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna mulai resah dengan aksi pembiusan ikan yang dilakukan oleh nelayan dari luar daerah. 

 

Buktinya, banyak karang yang ada di sekitar kawasan Pulau Kemudi, yang menjadi objek wisata terbaik bawah laut, rusak akibat ulah orang yang melakukan pembiusan ikan tersebut.

 


Dari informasi yang didapat BATAMTODAY.COM, pihak Kecamatan Bunguran Selatan juga gerah dengan adanya praktek pembiusan di wilayahnya yang diduga dilakukan oleh nelayan dari luar.

Karena itulah, Camat Bunguran Selatan H. Saidir SE bersama para Kades, BPD dan warga setempat, melakukan peninjauan langsung ke lapangan mengecek kerusakan akibat ulah nelayan luar itu, Rabu (3/8/2016)

Dalam peninjauan tersebut pihak Kecamatan menyisir camp-camp ikan serta kapal motor milik nelayan di Pelabuhan Batu Bayan Desa Cemaga Tengah.

 

"Kita ingin agar praktek tersebut jangan sampai berimbas kepada nelayan yang ada di wilayah Bunguran Selatan. Pembiusan sendiri sudah sangat dilarang sekali, dan ada sanksi berat yang akan dikenakan kepada pelaku pembiusan tersebut," ujar Saidir.

Ditambahkan Camat Bunguran Selatan itu lagi, pihaknya ingin mengingatkan agar masyarakat bisa mengerti bahwa penangkapan ikan yang berlebihan untuk dijual tetap akan kita kenakan sanksi adat. "Jika masih tetap melakukan hal yang sama tentu kita akan laporan kepihak yg berwajib," tegas Saidir.

 

Saidir menambahkan, dalam mengantisipasi terjadinya tindakan pembiusan yang mulai terjadi di Bunguran Selatan, pihaknya akan membuat SK pengawasan tidakan tersebut, dengan melibatkan beberapa unsur. Diantaranya Kepala Desa, Babinkantibmas, BPD dan tokoh masyarakat sekitar, untuk terus menjaga wilayah kita agar observasi biota laut tetap terjaga. Karena wilayah Bunguran Selatan akan terkenal sebagai objek wisata bawah laut.

 

Seorang warga sekitar, Saharman mengatakan, aksi pembiuasan yang dilakukan oleh nelayan untuk menangkap ikan biasanya dilakukan di saat warga tidak turun melaut, atau pada hari Jumat. Karena pada saat itu, masyarakat melaksanakan ibadah sholat atau 5 hari jelang kapal Hongkong masuk.

"Kita sangat sayangkan jika Pulau Kemudi ini dirusak oleh tangan-tangan jahil yang melakukan pembiusan. Kita ingin agar wilayah Pulau Kemudi ini tetap terjaga dan lestari dari pembiusan," ujar Saharman.

Ikan yang ada di Pulau Kemudi, tambahnya, sangat komplit sekali. Apalagi banyak ikan yang terbilang langka. Namun kita tidak ingin melakukan penangkapan, tetapi mereka melakukannya disaat warga sekitar sedang istirahat.

Suharman melanjutkan, diguga ada beberapa camp yang menampung ikan hasil pembiusan itu. Karena ketika dicek ke setiap camp yang ada ternyata tidak ada satu pun ikan yang berada di camp tersebut. Namun ketika informasi akan ada kapal Hongkong masuk, banyak dilihat aktifitas dibeberapa camp yang ada.

Editor: Dardani