Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Musim Hujan, Desa Tanjung Kelit Lingga Malah Terancam Kekeringan
Oleh : Nur Jali
Rabu | 03-08-2016 | 16:36 WIB
abd-rahman-tj-kelit.jpg Honda-Batam

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanjung Kelit, Abdul Rahman.

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Meski di beberapa daerah di Kepri saat ini sedang mengalami musim hujan namun Desa Tanjung Kelit, Kecamatan Senayang malah mengalami kekeringan, dan saat ini belasan sumur yang ada di desa tersebut seluruhnya hampir kering. Sehingga memaksa sebagian masyarakat harus menyebrang ke pulau lain untuk mendapatkan air bersih.

 

Abu, warga Tanjung Kelit mengatakan, sejak satu bulan lebih tempatnya tidak di guyur hujan, padahal di beberapa wilayah yang ada di Lingga mengalami curah hujan deras. Tanpa hujan, sumur air di tempatnya hampir kering, dan menimbulkan kesulitan air bersih bagi warga.

"Hujan tidak pernah deras, cuma gerimis saja dalam beberapa saat. Terik panas matahari saja yang menyengat hampir setiap hari, membuat sumur-sumur air bersih di Tanjung Kelit hampir kering," ungkapnya, Rabu (3/8/2016).

Dikatakannya, warga yang memiliki kendaraan laut (pompong) saat ini sudah mengambil air di pulau lain, masyarakat yang tak punya pompong bertahan mengambil air dengan cara mengisi sedikit-sedikit ke dalam jeriken dengan cara mengantre.

"Tak punya pompong, warga mengantri sumur-sumur yang ada airnya, itupun cuma sedikit. Kasihannya kita, mereka rela mengantre hingga ke malam hari, untuk mendapatkan air," jelasnya.

Sementara, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanjung Kelit, Abdul Rahman mengaku, sejak satu bulan lebih kemarau di kampungnya, membuat masyarakat dihadapkan dengan keresahan, akibat sumur menjadi sumber air bersih sudah banyak mengering.

"Sekarang warga yang punya pompong mengambil air di belakang Sei Tenam dengan jarak tempuh 30 Menit, itupun kita ngantri, dengan masyarakat dari Pulau Manik dan Linau, juga mengambil air di Air Lancur Sungai Mengkading, yang berada di belakang Sei Tenam," kata Abdul Rahman.

Ceritanya, dalam satu tahun sekali warga setempat tetap mengalami nasib yang sama seperti di alami sekarang ini. Sampai sekarang, warga belum ada solusi mengatasi kekeringan,karena Tanjung Kelit tidak memiliki anak sungai.

"Masalah air menjadi buah fikir kami bersama. Pakai dana desa, pemerintah desa dan masyarakat akan memperdalam sumur yang ada, itupun sifatnya sementara, sambil berfikir mencari solusi yang lebih tepat," kata Abdul Rahman.

Mengatasnamakan masyarakat, Abdul Rahman berharap sekali dengan pemerintah daerah, untuk mencari solusi serta menciutkan anggaran buat air bersih di Tanjung Kelit, supaya setiap tahun masyarakat tidak lagi dihantui kekeringan ketika musim kemarau.

"Kita tidak memiliki anak sungai, dan kami yakin melalui sumur bor dengan kedalaman diatas tujuh meter, akan menemukan sumber air. Jadi pemerintah melalui dinas kami harapkan survei lapangan untuk mencari titik-titik sumber air yang ada di Tanjung Kelit," imbuhnya.

Editor: Dodo