Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PT Pelni Lakukan Pungutan Liar

Kasur Dihargai Rp30 Ribu dan Makan Tak Layak Konsumsi di KM Umsini
Oleh : Harjo
Sabtu | 30-07-2016 | 11:02 WIB
Penumpang-PELNI-non-seat.jpg Honda-Batam

Penumpang Pelni kelas ekonomi yang memiliki tiket non seat, harus merogoh koceknya sebesar Rp30 ribu untuk menyewa kasur di dalam KM Umsini. Hanya saja pihak PT Pelni membantah adanya praktek jualbeli kasur tersebut (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Penumpang Kapal Motor (KM) Umsini, Andi (58), sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan PT Pelayaran Indonesia (Pelni). Sebab selama menikmati pelayaran dari Pelabuhan Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan, menuju Pelabuhan Sribayintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, pihak pelayaran melakukan pungutan liar (pungli) untuk pembiayaan jasa penggunaan kasur sebesar Rp30 ribu.

"Masak pakai kasur harus bayar. Apa kasur tak masuk dalam harga tiket," ujarnya, ketika ditemui awak media saat hendak turun dari kapal di Pelabuhan Sribayintan, Kijang, Jumat (29/7/2016).

Selain itu, makanan yang diberikan PT Pelni juga sangat tak layak dikonsumsi. Ikan yang direbus oleh koki KM Umsini belum bersih atau bersisik bahkan mengeluarkan bau amis. Begitu juga dengan sayuran yang diberikan tidak memiliki rasa alias hambar.

"Nasinya kurang enak. Tapi yang buat kita tak selera dengan bau amis ikan yang direbus itu. Terpaksalah kita beli makanan lain di kantin kapal seharga Rp25 ribu perpaketnya," katanya.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Operasional PT Pelni, Ismed, membantah hal tersebut. Ia menegaskan, jika penumpang ekonomi telah beli tiket, tidak dipungut lagi biaya tempat tidurnya.

"Saya tidak tahu itu, tetapi hal itu tidak ada. Kalau sudah beli tiket, maka tempat tidur dapat," katanya.

Ismed juga menambahkan, pihaknya akan mencari tahu tentang hal tersebut. Pasalnya Ismed mengatakan bingung. Karena di kelas ekonomi menurutnya lengang, penumpang tidak penuh.

"Saya heran, kapal kan tidak penuh. Kenapa bisa dijual," sebutnya.

Kepala PT Pelni Cabang Tanjungpinang, Rudy Pentury menegaskan, aktivitas jual beli tempat tidur tak pernah terjadi di seluruh kapal milik PT Pelni. Sebab setiap pelabuhan yang dijadikan persinggahan, kapal akan diperiksa oleh petugas Kepelabuhanan.

"Setiap singgah di pelabuhan akan ada pemeriksaan oleh Syahbandar. Jadi tak mungkin ada praktek jual beli kasur. Bahkan kita utamakan pelayanan untuk penumpang," ungkapnya.

Editor: Udin