Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belum Bisa Dibawa Pulang

Jasad Mahasiswa STIE Ibnu Sina Ini Masih Harus Diperiksa
Oleh : Hadli
Kamis | 28-07-2016 | 10:05 WIB
renhat.jpg Honda-Batam

Dr Renhat usai melakukan otopsi luar jasat Lia (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Jasad Lia Arzalina (21), mahasiswa STIE Ibnu Sina yang ditemukan tinggal kerangka di Jalan Pramuka, Bumi Perkemahan Raja Ali Kelana Punggur, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, belum diizinkan untuk dibawa pulang oleh keluarga karena otopsi yang dilakukan Rumah Sakit Bhayangkara Batam Polda Kepri belum selesai.

"Kata dokternya belum bisa dibawa pulang hari ini," kata keluarga Lia sambil meninggalkan RS Bhayangkara Batam Polda Kepri, Rabu (27/7/2016) malam pukul 20.00 WIB.

Hal itu dibenarkan Dr Renhat yang melakukan visum. Menurutnya, jasat korbab masih perlu dilakukan pemeriksaan. "Besok masih harus dilakukan pemeriksaan lanjutan," katanya kepada BATAMTODAY.COM usai melakukan otopsi luar.

Kondisi jasad, Lia yang ditemukan pada Rabu (27/7/2016) sekitar pukul 9.00 WIB, sudah sangat mengenaskan. Karena kerusakan pada organ tubuh sudah sekitar 95 persen. Hanya tersisa daging dan kulit sekitar 5 pesen. "Kulit dan daging yang tersisa pada bagian kaki," tuturnya kembali.

Perkiraan awal, katanya, korban sudah meninggal kurang dari 1 bulan. Namun ia belum dapat memastikan apakah korban meninggal akibat pembunuhan. "Belum bisa kita pastikan dengan kondisi korban seperti itu. Makanya butuh pemeriksaan lanjutan," tuturnya.

Sebelumnya, selama 23 hari korban dinyatakan hilang sejak dilaporkan pada 3 Juli 2016 lalu. Pada Rabu (27/7/2016) korban ditemukan oleh seseorang yang tengah mencari tumbuhan di hutan lindung kawasan Bumi Perkemahan Raja Ali Kelana Punggur, Kabil, Kecamatan Nongsa sekitar pukul 09.00 WIB.

Korban yang ditemukan dengan posisi telungkup dengan pakaian yang masih melekat, meski tinggal tulang berulang. Pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah korban meninggal akibat pembunuhan. Namun 50 meter dari TKP polisi menemukan sebuah linggis.
 
Editor: Udin