Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hasil Riset Selama Seabad, Pria Timor Leste Terpendek di Dunia
Oleh : Redaksi
Rabu | 27-07-2016 | 10:26 WIB
timor-leste.jpg Honda-Batam

Dalam penelitian yang dilakukan Imperial College London, disebut Pria Timor Leste memiliki tinggi badan terendah di dunia. (Sumber: BBC)

BATAMTODAY.COM, London - Sebuah penelitian tentang tinggi badan yang dilakukan selama 100 tahun menyebutkan bahwa pria dan wanita tertinggi di dunia, berasal dari Belanda dan Latvia. Sementara, bangsa yang punya rata-rata pertumbuhan tinggi badan tercepat selama satu abad terakhir adalah pria Iran dan wanita Korea Selatan.

Di sisi lain, studi mengenai tinggi badan paling ekstensif yang pernah dilakukan itu, menyebut bahwa pria Timor Leste punya rata-rata tinggi badan terendah.

Melansir Reuters, Amerika Serikat yang 100 tahun lalu termasuk negara "penghasil" orang-orang tinggi, kini berada di posisi 37 dalam peringkat tinggi badan dunia. Sementara tahun lalu, AS berada di posisi ke-42.

Riset tentang tinggi badan itu dipimpin oleh para ilmuwan Imperial College London dan diterbitkan di Jurnal eLife.

Temuan lainnya dari penelitian tersebut adalah, beberapa bangsa ternyata mengalami stagnansi pertumbuhan tinggi badan selama tiga-empat dekade terakhir, yakni Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara di Eropa seperti Inggris Raya dan Finlandia.

Sementara Spanyol, Italia serta negara-negara di Amerika Latin serta Asia Timur masih mengalami peningkatan tinggi badan.

Namun, secara kontras, negara-negara di sub-Sahara Afrika, Afrika Utara serta Timur Tengah, justru mengalami penurunan tinggi badan selama empat dekade terakhir.

Tinggi badan manusia dipengaruhi nutrisi dan faktor lingkungan, kendati genetik juga bisa memainkan peran dalam level personal. Anak-anak dan remaja yang punya akses pada nutrisi baik serta tinggal di lingkungan yang juga baik, umumnya tumbuh lebih tinggi.

Studi juga menunjukkan bahwa kesehatan dan nutrisi yang diasup ibu selama kehamilan, bisa mendukung tinggi badan anak.

Tidak hanya itu, tubuh yang tinggi juga dikaitkan dengan umur yang lebih panjang. Ada juga keterkaitan antara tinggi badan dengan akses pendidikan yang baik serta kesempatan mendapatkan pendapatan lebih besar.

Di sisi lain, studi sebelumnya menyebutkan hubungan tinggi badan dengan risiko kanker ovarium dan prostat.

“Studi ini memberi kita gambaran tentang kesehatan dan morfologi bangsa-bangsa selama satu abad terakhir,” kata Majid Ezzati, profesor kesehatan masyarakat Imperial College London.

“Temuan ini juga memberi informasi penting yang bisa diterapkan pada generasi muda di seluruh dunia.”

Riset tinggi badan berskala global itu melibatkan 800 ilmuwan yang bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Mereka membandingkan data dari berbagai sumber, termasuk data fisik anggota militer, survei populasi dan nutrisi, juga data dari penelitian epidemologi.

Data-data terbaru kemudian ditriangulasi dengan data dari tahun 1914. Mereka secara spesifik membandingkan tinggi badan pria dan wanita berusia 18 tahun di tahun 1914 dan 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan pria Iran meningkat hingga 16.5 cm dan wanita Korea Selatan "memanjang" hingga 20.2 cm. Adapun, pria dan wanita China, masing-masing bertumbuh sebesar 11 dan 10 cm selama satu abad terakhir.

Expand