Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kiprah Dosen Indonesia di Universitas Sullivan, Lexington, Kentucky
Oleh : Redaksi
Kamis | 21-07-2016 | 08:00 WIB
dosendias.jpg Honda-Batam

Muhammad Syifan Ahmadin. (Foto: VOA)

INDONESIA boleh berbangga dengan keberadaan Muhammad Syifan Ahmadin, seorang diaspora Indonesia yang berprofesi sebagai profesor di bidang ilmu ekonomi di Universitas Sullivan, Lexington, negara bagian Kentucky.

 

Doktor Ahmadin, demikian dia biasa disapa, memegang gelar sarjana ilmu administrasi dari Universitas Brawijaya di Malang dan kini dirinya mengajar mata kuliah ekonomi mikro, bisnis internasional dan ekonomi menejerial. Dirinya telah mengajar keempat mata kuliah tersebut sejak tahun 2001.

"Secara professional, saya tahu dia adalah dosen yang sangat baik. Hal in diketahui tidak hanya dari hasil evaluasi mata kuliah, tapi juga dari respon para mahasiswa, dimana kalau saya bilang bahwa Dr. Ahmadin yang akan mengajar makro-ekonomi mereka akanmerespon, Wah, bagus. Saya ambil kelas mikro ekonomi bersama dia juga. Jadi kami merasa bahwa Doktor Ahmaddin adalah aset untuk kampus," jelas Juanita Carpenter, pembantu dekan di bidang akademik, Universitas Sullivan kepada VOA.

Adapun di mata mahasiswanya, Ahmadin diakui mampu membuat mata kuliah yang sulit menjadi lebih mudah dipahami. Hal ini disampaikan oleh Douglas, mahasiswa S1 jurusan menejemen rumah sakit yang mengambil kuliah bersama Ahmadin.

"Dia sangat menguasai materi, dan mampu membuat mata kuliah yang diajarnya menjadi jauh lebih mudah dipahami. Caranya menyampaikan materi kuliah juga sangat membantu," jelas Douglas.

Ahmadin, yang sebelumnya mengajar di STIE Malang ini mengakui bahwa metode mengajar di Indonesia dan Amerika memang berbeda.

"Mungkin juga metode waktu itu, saya belum mempunyai teknik yang bisa membikin mereka aktif, nah sekarang kita di sini kan diwajibkan untuk belajar cara mengajar yang benar, jadi ada kursusnya, dikasih workshop begitu. Saya kira, waktu saya di Indonesia, gak terlalu ditekankan untuk student centered learning, cara mengajar dengan memfokuskan ke mahasiswanya untuk yang aktif, mudah-mudahan sekarang sudah berubah ya," jelas Ahmadin.

Tak melupakan asal usulnya, Ahmadin yang akrab disapa pak Syifan di lingkungan warga Indonesia ini juga aktif mengajar gamelan jawa.

"Saya kebetulan suka gamelan, saya juga di Indonesia gak seberapa pandai, cuman sambil belaja, kemudian ada kesempatan dan kawan-kawan di Lexington sini mempunyai group. Saya di Indonesia juga tidak bisa baca notasi itu, tapi belajar di sini," tambahnya.

Ahmadin memperdalam gamelan Jawa di Amerika lewat seorang profesor keturunan China dan mendirikan kelompok gamelan suara jagad. Menurutnya, keberadaan diaspora Indonesia di Amerika dengan berbagai macam profesi merupakan cara terbaik memperkenalkan Indonesia kepada publik Amerika.

Dan hal itulah yang dilakukan Ahmadin melalui dedikasinya sebagai dosen dan pengajar gamelan.

Sumber: VOA Indonesia
Editor: Dardani