Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

CCTV BBT Lagoi Tak Berfungsi Saat Penyelundupan Baby Lobster, Manajemen BRC Bungkam
Oleh : Harjo
Rabu | 13-07-2016 | 13:02 WIB
babylobsterselundupan.jpg Honda-Batam

Baby Lobster Senilai Rp1,2 Miliar yang hilang. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menghilangnya barang bukti berupa baby Lobster tangkapan Imigrasi Tanjunguban (21/6/2016), setelah diserahkan kepada karantina Bintan. Dimana saat kejadian, CCTV yang ada di pelabuhan Bandar Bintan Telani (BBT) justru tidak berpungsi. Hal tersebut jelas menjadi tanda tanya besar, apalagi terungkap bahwa CCTV sudah tidak berfungsi sejak tiga hari sebelum kejadian dan tiga hari sesudahnya.

 

Andi Masdar Paranrengi, Ketua Gerakan Rakyat Kepri Sukses (Gerak Keris) Bintan sangat menyayangkan adanya kejadian hilangnya barang bukti setelah petugas Imigrasi Tanjunguban, menyerahkannya kepada pihak karantina. Apalagi pihak karantina juga baru melaporkan secara resmi hilangnya baby lobster setelah lima hari dari kejadian.

"Lebih parah lagi, dari hasil penyelidikan penyidik Polres Bintan, justru CCTV yang ada di pelabuhan internasional di kawasan pariwisata Lagoi, justru tidak berpungsi sejak tiga hari sebelumnya. Pada hal normalnya, CCTV selalu berpungsi, artinya ada yang tidak beres dengan pengelolaan pelabuhan tersebut," tegasnya.

"Kita berharap agar pihak penyidik terus melakukan penyelidikan secara mendalam. Untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dan siapa saja yang terlibat dalam kasus penyelundupan baby lobster tersebut," tambahnya.

Andi Masdar mengingatkan dengan terungkapnya penyelundupan tersebut, tidak mustahil selain sebelumnya sudah berhasil dilakukan oleh para oknum yang ada di pelabuhan. Selain itu, bisa jadi pelabuhan yang berkedok internasional dan menjadi sumber PAD Bintan terbesar ini. Patutu diduga menjadi salahsatu pintu keluar dan masuknya barang-barang terlarang.

"Terkait hal ini, selain pihak pengelola BBT Lagoi atau PT Bintan Resort Cakrawala (BRC). Pihak penegak hukum dan instansi yang berkompeten juga tidak bisa hanya betpangku tangan, namun harus memperketat pengawasan secara umum," harapnya.

Sementara itu sejumlah pimpinan BRC Lagoi, mulai dari Frans Gunara, Abdul Wahab, Aditya Laksamana hingga Machsun yang coba dikonfirmasi terkait CCTV yang tidak berfungsi dan masalah pola pengelolaan BBT Lagoi, hingga berita ini diunggah belum memberikan jawaban secara resmi.

Editor: Dodo