Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jutaan Lapangan Kerja di Asia Tenggara Akan Hilang Akibat Otomatisasi
Oleh : Redaksi
Sabtu | 09-07-2016 | 14:29 WIB
pabrik-motor.jpg Honda-Batam

Ilustrasi buruh sektor otomotif.

BATAMTODAY.COM - Organisasi Buruh Internasional ILO mengatakan, lebih setengah pekerja di Asia Tenggara akan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi dalam dua dekade mendatang. Lapangan kerja yang terancam terutama di bidang garmen.

 

Sekitar 137 juta pekerja, atau 56 persen dari angkatan kerja yang tidak menganggur di Kamboja, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam terancam kehilangan pekerjaannya, demikian disebutkan dalam laporan yang dirilis oleh International Labour Organization - ILO.

"Negara-negara yang bersaing dengan tingkat gaji rendah perlu melakukan reposisi lagi. Keuntungan harga (rendah) tidak lagi cukup," kata Deborah France-Massin, Direktur ILO untuk bidang usaha.

Laporan itu mengatakan, untuk mencegah pengagguran para pekerja harus mendapat pelatihan yang efektif untuk bekerja dengan mesin-mesin digital.

Asia Tenggara memiliki lebih dari 630 juta penduduk dan akan menjadi salah satu pusat industri manufaktur, antara lain tekstil, otomotif dan perangkat komputer seperti hard disk drive.

Dari 9 juta pekerja di industri tekstil, pakaian dan alas kaki di Asia Tenggara, 64 persen pekerja Indonesia berada pada kelompok risiko tinggi kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi, di Vietnam 86 persen dan di Kamboja 88 persen.

Produsen garmen di Kamboja, yang menerima pesanan dari pemasok besar seperti Adidas, Marks and Spencer dan Wal-Mart Stores Inc, mempekerjakan sekitar 600.000 orang.

Di Vietnam, investasi pada industri alas kaki dan tekstil akan mencapai rekor baru karena pakta perdagangan bebas yang baru disepakati dengan pasar-pasar utama global, termasuk kesepakatan Trans-Pacific Partnership yang dimotori Amerika Serikat. Vietnam sekarang menjadi pemasok garmen terbesar kedua ke Amerika Serikat setelah Cina.

ILO mengatakan, perkembangan teknologi, termasuk teknologi cetak 3D, teknologi digital pakaian jadi, nanoteknologi dan otomatisasi dengan robot bisa menjadi ancaman bagi pekerja di sektor ini.

"Robot menjadi lebih baik di bidang perakitan, lebih murah dan makin mampu berkolaborasi dengan orang," kata ILO.

Tekstil, pakaian dan alas kaki adalah sektor yang menghadapi risiko otomatisasi tertinggi dari lima sektor industri yang diteliti ILO, termasuk industri otomotif dan suku cadang mobil, listrik dan elektronik, bisnis outsourcing dan ritel.

Dalam industri otomotif dan suku cadang mobil, lebih dari 60 persen pekerja di Indonesia terancam PHK atau dipindahkan, di Thailand lebih dari 70 persen.

Sumber: Deutsche Welle
Editor: Dodo