Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasionalisme, Penyebab Retaknya Hubungan Ilona dan Rudy Habibie
Oleh : Redaksi
Senin | 27-06-2016 | 18:38 WIB
Ilona-Habibie.jpg Honda-Batam

Chelsea Islan (Dok. Instagram/chelseaislan)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Para penggemar Chelsea Islan sebentar lagi bakal melihat aktingnya yang berbeda sebagai gadis Jerman keturunan Polandia bernama Ilona dalam film Rudy Habibie (Habibie & Ainun 2), yang tayang serentak di bioskop mulai 30 Juni 2016.

Karakter Ilona digambarkan tak asing dengan Indonesia, negeri asal Rudy. Ia pernah menjadi perawat di Ambon, pengalaman yang membuatnya jatuh hati pada Indonesia. Diakui Chelsea, bukan hal mudah melafalkan bahasa Indonesia dengan logat asing.

"Saya butuh beberapa lama untuk mempelajari karakter dan bahasa Jerman,” kata sang dara cantik yang berulang tahun pada 2 Juni kepada awak media di Jakarta, baru-baru ini. “Tantangan saya, harus bisa berbahasa Jerman. Itu di luar kapasitas saya.”

Butuh sekitar satu bulan bagi Chelsea untuk memperdalam karakter Ilona. “Saya ikut terus coaching untuk syuting," katanya. Sesi pelatihan membuat akting Chelsea sebagai Ilona yang mampu berbahasa Indonesia dengan aksen Jerman makin mumpuni.

Tak hanya keterampilan berbahasa, aktris kelahiran Washington D.C, Amerika Serikat, ini juga harus mengubah penampilannya dengan mengecat rambut menjadi kemerahan dan menatanya agar bergelombang. Aslinya, ia berambut lurus cokelat kehitaman.

Diakui Chelsea, ia banyak belajar dari sang sutradara, Hanung Bramantyo, juga lawan mainnya, Reza Rahadian, serta sederet aktor lain. “Kami chemistry bagus. Sudah dibangun dari jauh-jauh hari, jadi pas syuting udah tinggal akting," katanya.

Habibie sendiri banyak membantu Chelsea untuk lebih mengenal Ilona, cinta pertamanya saat kuliah di Jerman. “Ilona, salah satu yang percaya sama cita-cita Rudy dan mendukung visi misi Rudy,” kata Chelsea yang memanggil Habibie dengan sebutan Eyang.

Obrolan intensif dengan Eyang Habibie, menjelang proses syuting yang berlangsung selama satu bulan, tak sebatas mengenalkan Chelsea lebih dekat dengan sosok Ilona. Lebih dari itu, ia menangkap kesan Habibie sebagai sosok inspiratif dan genius.

"Dia bisa bikin Crack Progression Theory. Dan teori itu kan sampai sekarang dipakai seluruh dunia. Dan film ini [Rudy Habibie (Habibie & Ainun 2)] memang didedikasikan untuk ulang tahun Eyang. Bisa dibilang, persembahan untuk Eyang," katanya kagum.

Diakui Chelsea, alasannya menerima peran sebagai Ilona lantaran menyukai karakternya. “Ilona semangat nasionalisnya tinggi, padahal dia bukan orang Indonesia. Tapi cinta banget sama Indonesia,” kata Chelsea. “Saya suka karakternya.”

Ilona juga mencintai pemuda Indonesia, siapa lagi kalau bukan Rudy. Ternyata Rudy pun menyimpan perasaan yang sama. Namun ternyata cinta Ilona dan Rudy kepada negara masing-masing jauh lebih besar ketimbang cinta kepada pasangan.

Itulah adegan favorit Chelsea di prekuel ini, saat Ilona dan Rudy berdebat tentang masa depan. “Pada akhirnya [mereka] enggak bisa bersatu. Itu ada kontroversi antara cinta mereka yang beda agama, beda kultur, dan rasa cinta yang lebih besar terhadap negara mereka”. (Sumber : Kompas.com)

Editor: Udin