Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jawab Pernyataan Almuzzamil Yusuf

Apa Iya Kader PKS Solid Lihat Fahri Hamzah Dipecat, karena Persoalan Sepele
Oleh : Irawan
Jum'at | 24-06-2016 | 14:12 WIB
Mahfudz_Siddiq.jpg Honda-Batam

Anggota Komisi IV DPR Mahfuz Sidik

BATAMTODAY.COM, Jakarta -Politisi PKS Mahfuz Sidik menyatakan makin miris terhadap sikap Almuzzamil Yusuf, koleganya di PKS yang duduk sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR yang membidangi pemerintahan dan otonomi daerah dalam menanggapi masalah pemecatan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

"Saya menganggap Almuzzamil Yusuf sebagai saudara sendiri, lebih dari sekedar teman baik seperti halnya Fahri Hamzah," kata Mahfuz dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Menurut Mahfuz, dirinya sangat miris melihat kondisi PKS saat ini yang dipimpin Presiden PKS Sohibul Iman, yang begitu gampangnya memecat orang karena persoalan sepele, tanpa ada kejelasan kesalahanya apa sebenarnya.

"Saya cuma miris kok seorang Fahri yang sudah puluhan tahun bersama jamaah dakwah dan PKS, dan punya peran penting dalam gerakan reformasi, dengan mudah dipecat hanya karena urusan sepele," katanya.

Mantan Ketua Komisi I DPR ini menilai komentar Almuzzamil Yusuf mengatasnamakan DPP PKS yang mengatakan, PKS akan solid tanpa Fahri Hamzah.

"Apa iya kader-kader seperti itu kondisinya? Saya jadi khawatir, jika PKS berkuasa lalu ada seorang rakyatnya lakukan pelanggaran (hukum) bisa dicabut kewarganegaraannya," ujar Mahfuz.

Wakil Ketua Komisi IV DPR ini menilai kasus gugatan hukum Fahri Hamzah terhadap petinggi PKS harusnya dimaknai pembelajaran dalam mengelola konflik politik dan kerangka negara berdasarkan hukum sebagai panglimanya, sehingga jangan disikapi secara berlebihan.

"Saya melihat kasus Fahri dgn gugatan hukumnya sebagai cara PKS terus belajar bagaimana mengelola konflik dalam kerangka negara hukum dan belajar bgm mengelola kekuasaan dalam lingkup organisasi partai sebelum nanti ditakdirkan mengelola kekuasaan dalam lingkup negara," tandas Mahfuz.

Sebelumnya, Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan DPP PKS, Almuzzammil Yusuf menegaskan, sejak awal tidak ada sama sekali niatan PKS memecat Fahri Hamzah dari keanggotan PKS. Namun karena pembangkangan yang dilakukannya, maka langkah itu terpaksa diambil untuk menegakkan kedisiplinan partai.

Almuzzammil mengemukakan hal ini menjawab pernyataan Mahfuz Sidik yang menyebut pemecatan Fahri Hamzah didasari atas kebencian.

"Mahfuz Sidik adalah saudara saya. Kebijakan partai tentang Fahri adalah soal kedisiplinan dan ketidaktaatan terhadap kebijakan struktur partai. Jadi tidak pernah berpikir dari awal pemecatan," kata Muzzammil dalam keterangan tertulis, Kamis (23/6/2016).

Menurut Muzzammil, Fahri Hamzah diberi sanksi melalui proses berjenjang di kelembagaan partai yang berwenang karena melakukan perlawanan. Prosesnya dimulai dari laporan kaderisasi, kemudian Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO), Majelis Qodho, dan terakhir Majelis Tahkim (Mahkamah Partai).

"Di dalam lembaga internal partai itu ada tokoh-tokoh partai yang memiliki integritas, kapasitas, dan paham konstitusi, UU, AD/ART dan platform partai," jelas dia.

"Saya sendiri tidak masuk dalam organ partai tersebut. Pernyataan saya hanya sebagai penyeimbang," imbuh dia.

Muzzammil menyatakan, pernyataan yang dikeluarkannya sekadar penyeimbang atas pernyataan sembrono dan penghinaan tim hukum Fahri di media kepada PKS, yang menyebut Majelis Tahkim gadungan dan membuat tuduhan palsu.

"Apakah Mahfuz sependapat dengan pernyataan tim Fahri tersebut?" tanyanya.

Muzzammil menegaskan, sebagai kader dan pengurus partai, ia merasa memiliki kewajiban untuk mengamankan hasil syuro dan arahan pimpinan partai yang sudah sesuai dengan AD/ART partai dan peraturan perundang-undangan.

"Lagi pula, setiap kader dan struktur partai memahami prinsip tidak ada syuro yang dibahas bersama didasari niat tidak baik. Semua kader dan pengurus tentu berpikir untuk kebaikan partai. Insya Allah," imbuh dia.

Ketua DPP PKS Almuzzammil Yusuf dalam berita sebelumnya juga menyebutkan, bahwa partainya lebih kondusif tanpa kehadiran seorang Fahri Hamzah. Pernyataan ini menyulut emosi rekannya di internal PKS, Mahfuz Sidik.

Mahfuz mengatakan, komentar Muzzammil membuktikan niat aslinya dari polemik kasus pemecatan Fahri Hamzah. Menurut dia, memang sejak awal Muzzammil salah satu orang yang berniat ingin menyingkirkan Fahri Hamzah.

"Ocehan Muzamil ini menunjukkan niat aslinya. Memang sejak awal niatnya mau singkirkan Fahri Hamzah," kata Mahfuz dalam pesan singkat, Rabu (22/6/2016).

Mahfuz menilai, ucapan tersebut menegaskan bahwa menurut Muzzammil, Fahri Hamzah adalah sumber masalah dan mengganggu kebaikan serta soliditas PKS. Lalu ketika ada pergantian kepemimpinan, lanjut dia, muncul pikiran sementara pihak di dalam PKS untuk menyingkirkan Fahri dari berbagai posisinya.

"Alasan untuk itu dicari-cari kemudian. Karena Fahri tidak terima begitu saja, lalu mereka ambil keputusan pemecatan," kata Mahfuz yang diketahui memang dekat dengan Fahri Hamzah.

Dia sangat menyesalkan komentar Muzzammil tersebut. Menurut dia, Muzzammil juga bisa dibilang tidak mencerminkan sikap PKS yang santun dan partai dakwah.

"Apalagi ini bulan Ramadan. Mestinya sebagai ketua di DPP, Muzzammil menunjukkan contoh teladan bagaimana menghiasi suasana bulan Ramadan dengan ucapan yang baik dan sejuk. Saya tahu kok banyak kader di bawah masih bertanya-tanya tentang masalah ini dan mereka tidak nyaman dengan berbagai instruksi DPP dalam menyikapi persoalan Fahri Hamzah," terang Mahfuz.

Mahfuz juga mengingatkan, pada saat PKS didera masalah korupsi kuota impor daging sapi yang membelit mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Isaaq, Fahri Hamzah yang paling depan membela.

"Waktu Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq berurusan dengan KPK atas dugaan korupsi kuota impor daging sapi, Fahri Hamzah yang paling depan membela LHI dan PKS, dengan risiko dicemooh banyak pihak karena dinilai melawan KPK. Lha saat itu mana suara Muzzammil Yusuf? Kader dan masyarakat tahu itu semua," terang dia.

Anggota Komisi IV DPR ini menyarankan Muzzammil tidak perlu berkomentar sana-sini soal Fahri Hamzah. Biarkan proses hukum yang menyelesaikan. Ketika 5 petinggi PKS yang digugat Fahri menolak mediasi (islah), kata dia, artinya urusan ini diselesaikan lewat jalur hukum positif.

Editor: Surya