Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ADVERTORIAL

Dampak Positif dan Perkembangan Program Coremap - CTI Tahun 2016 di Kabupaten Lingga
Oleh : Redaksi
Rabu | 22-06-2016 | 13:46 WIB

KEGIATAN COREMAP - CTI (Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative) di Kabupaten Lingga membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan kabupaten tersebut ke depan. Salah satu program yang ditawarkan dari kegiatan Coremap - CTI tahun 2016 yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) sebagai lembaga pelaksananya, mengarahkan dengan kegiatan tahap awal pelatihan pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai ekonomis kepada sejumlah kelompok masyarakat di desa wisata Benan.

Salah satu limbah yang dimanfaatkan melalui kegiatan tersebut adalah limbah kulit kerang, pasir, tempurung kelapa, dan sebagainya, yang selama ini terbuang percuma, diolah sedemikian rupa menjadi berbagai jenis kerajinan dan souvenir menarik, ciri khas desa wisata Pulau Benan.

"Mereka akan mendapat tambahan nilai ekonomi. Kami memberi pelatihan tidak hanya berhenti disini, minimal dalam waktu 3 bulan sekali, kami akan monitoring. Yang lebih penting, potensi ini dapat tergarap dan menjadi perhatian serius pemerintah untuk membantu mengembangkan usaha dan kreasi dari tangan ibu-ibu desa Benan ini," kata Yasfiq, salah satu narasumber dari Kota Batam.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lingga Abang Muzni, melalui Kabid Pengelolaan Sumber Daya, Indra Rukian mengatakan pelatihan kerajinan kepada ibu-ibu desa merupakan bagian dari fase ke III kegiatan Coremap.

"Fase ke III Coremap CTI ini lebih kepada pemanfaatan, pengelolaan dan penguatan kelembagaan," jelasnya.

Lewat kegiatan Coremap sebelumnya, penyadaran akan lingkungan laut, karang yang sudah mulai dirasakan dampaknya bagi tumbuh kembang pariwisata Benan, kreasi dan pemanfaatan menjadi tujuan akhir penyelataman karang. Dimana masyarakat wilayah-wilayah konservasi di Lingga, bukan hanya menjaga namun dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk menjadi ekonomi alternatif. Membentuk kelembagaan dan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada namun ramah lingkungan.

"Menghasilkan SDM dan juga Prodak desa wisata. Kami mendukung usaha konservasi dan perlindungan serta pariwisata. Kedepan, kami harapkan langkah ini ada kerjasamanya dari instansi lain seperti Disprindakop. Agar nanti bisa memberikan bantuan, meneruskan kegiatan ini sebagai sumber ekonomi masyarakat," tambahnya.

Selanjutnya pengelolaan wilayah konsevasi program Coremap CTI tahun 2016 dilaksanakan di kawasan konservasi perairan seluas 20 juta hektar, pada tahun 2020 mendatang.

Kepala DKP Kabupaten Lingga mengatakan, berdasarkan SK Bupati Lingga saat ini luas kawasan konservasi ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, seluas 382 ribu hektar.

"Kawasan konservasi ini kita beri nama Datok Bandar. Ada 7 lokasi site project Coremap CTI di sana. Kedepannya, kawasan ini diharapkan dapat menjadi sumberdaya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan bagi semua masyarakat yang mampu mengolahnya," ungkapa Abang Muzni di aula Hotel Lingga Pesona beberapa waktu yang lalu.

Tujuh titik kawasan konservasi perairan di Kabupaten Lingga yakni Desa Benan, Desa Batu Belubang, Desa Tajur Biru, Desa Mamut, Desa Penaah, Desa Sekanah dan Desa Limbung.

Khusus tujuh wilayah perairan tersebut, dikatakan Muzni, para nelayan sudah cukup memahami pentingnya konservasi terumbu karang di kawasan perairan mereka.

Adanya sosialisasi program Coremap pada Fase III yang lalu, Program Coremaf CTI difokuskan pada penyadaran terhadap lingkungan, dan telah berhasil mengurangi aksi pengrusakan lingkungan perairan oleh para nelayan, seperti pemboman ikan, trawl, dan sebagainya.

Sementara, untuk program Coremap CTI tahun 2016 kali ini, yang ditargetkan berjalan selama lima tahun kedepan, difokuskan kepada penguatan kelembagaan dan pengelolaan kawasan pesisir serta pulau kecil.

"Fokus pada tahun ini adalah penguatan fisik dan peningkatan pemanfaatan terumbu karang," tuturnya. (Adv)

Editor: Dodo