Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BIIE Lobam Tak Pernah Perhatikan Warga Sekitar Kawasan
Oleh : Harjo
Rabu | 22-06-2016 | 11:25 WIB
portal-BIIE.jpg Honda-Batam

Portal yang dipasang untuk pembatas akses keluar dan masuk warga Kampung Prambanan (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Kendati telah dilakukan pertemuan yang keempat antara perwakilan warga Kampung Prambanan dan manajemen PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE), namun perusahaan tetap keukeuh membuat portal pembatas akses keluar masuknya warga.

Bahkan pada pertemuan kelima yang diselenggarakan di Kantor Camat Serikuala Lobam, Selasa (21/6/2016), ternyata belum membuahkan hasil apa pun. Mirisnya, walaupun kesepakatan belum ada namun portal pembatas yang di pasang BIIE pada pintu masuk selebar 3 meter di kampung yang hanya seluas 1,2 hektar tersebut tetap terpasang berikut dengan gembok besinya.

"Sangat aneh justru saat Camat dan Lurah datang, bela-belain jalan merangkak melewati portal yang tinggi sekitar 1 meter tersebut. Pihak kawasan semakin menampakkan egonya, karena pimpinan tingkat kecamatan yang datang harus merangkak melalui bawah portal. Sebaliknya Camat pun sepertinya lupa kalau dia juga pemimpin," ungkap Ali Musrikin, Ketua RT Kampung Prambanan kepada BATAMTODAY.COM di Lobam, Rabu (22/6/2016).

Ali Musrikin menjelaskan, sejak berdirinya Kawasan Industri Bintan, pihak pengelola kawasan tidak pernah memberikan perhatian kepada warga. Termasuk tidak pernah menyalurkan program Comunity Development (CD) atau Community Sosial Responcibility (CSR)nya ke warga sekitar dari mulai masa jayanya kawasan hingga saat ini yang sebagian dormitori dan pabrik besarnya menjadi "rumah hantu" alias tidak berpenghuni.

"Kita tidak pernah mengusik, baik meminta bantuan apa pun. Namun masih bisa bersyukur karena sebelumnya pihak kawasan juga tidak pernah mengusik kenyamanan warga kampung. Namun kali ini, suasana berubah saat adanya kejadian pencurian," katanya.

Pihak kawasan langsung memvonis kalau kampung yang luasnya 1.2 hektar itu menjadi tempat bersembunyinya para pencuri meskipun tidak mendasar. Namun nasib warga langsung dikorbankan, dengan membatasi akses alias mengisolasi seluruh sisi kehidupan warga. Di mana sebagian warganya masih bagian dari kawasan atau karyawan perusahaan.

Lukman masyakarat lainnya menyebutkan, pengisolasian aktifitas warga kampung buntut tidak amannya Kawasan Industri Bintan (KIB). Perlakuan yang sangat tidak adil dari perusahaan itu, menjadi dasar  keberatan warga dengan sikap manajemen BIIE yang semakin arogan.

"Kalau memang mau ditutup habis aktivitas warga, kenapa tidak dari sejak kawasan berdiri. Atau lahan yang masih milik pribadi warga diganti rugi oleh kawasan, sehingga warga sama sekali tidak ada di kampung ini," imbuhnya.

Seharusnya menurut Lukman, pihak kawasan bisa koreksi diri, kenapa kawasan bisa tidak aman. Benarkah satuan pengamanan sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Karena jalur keluar masuk kawasan hanya satu yang sudah dijaga selama 24 jam. Bukan dengan menyalahkan pihak lain yang tidak jelas juntrungannya.

"Jangan salahkan masyarakat, kalau tidak berkembangnya kawasan. Itu akibat ketidak-berhasilan para pemimpin pengelola perusahaan itu sendiri," katanya.

Emiwati, Camat Serikuala Lobam secara terpisah menyampaikan, hasil dari pertemuan antara perwakilan Kampung Prambanan dan manajemen BIIE Lobam di Kantor Camat, permasalahan portal tetap dipasang hingga menunggu keputusan dari manajemen BIIE lebih lanjut.

"Portal tetap dipasang sambil menunggu keputusan manajemen BIIE lebih lanjut," ujarnya singkat.

Editor: Udin