Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Kampung Prambanan Lobam Terisorlir
Oleh : Harjo
Selasa | 21-06-2016 | 10:19 WIB
tutupakses.jpg Honda-Batam

Akses keluar masuk warga kampung prambanan yang sudah di beri portal dan di kunci oleh pihak pengelola kawasan Lobam (Foto: Harjo)

BATAMTODAY. COM, Tanjunguban - Puluhan Kepala Keluaga (KK) warga Kampung Prambanan, yang tinggal di balik tembok megah pembatas milik PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE), kini terisolir. Padahal, mereka sudah tinggal di sana puluhan tahun. Tapi sejak terjadi kasus kehilangan motor di dalam Kawasan Industri Bintan (KIB), belum lama ini, akses jalan mereka ditutup pengelola KIB.

"Pasca adanya kehilangan kendaraan bermotor di dalam Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam, kami warga kampung ini menjadi terisolasi. Karena jalan akses keluar masuk warga menuju kawasan dan sebaliknya ditutup oleh pihak pengelola kawasan," ungkap Ali Masrikin, Ketua RT kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (21/6/2016).

Ali Musrikin menjelaskan, antara pihak manajemen BIIE dan ketua RT/RW sudah empat kali mengadakan pertemuan, termasuk di Wisma BIIE. Awalnya masyarakat tidak keberatan kalau akses ditutup dengan pola buka dan tutup sesuai dengan jam yang ditentukan. Agar aktifitas warga yang ada di kampung tidak terganggu.

Namun, sebelum ada kesepatan, justru pihak BIIE langsung menutup total akses jalan. Bahkan berencana menutup habis dengan bangunan beton. Hal tersebut dirasakan warga sangat tidak adil. Terkesan akibat kawasan ada kasus pencurian, justru warga Prambanan dikorbankan dengan cara menutup akses jalan dan mematikan ekonominya.

Hal yang sama disampaikan oleh Lukman, ketua RW setempat. Ditutupnya akses aktifitas warga karena pihak
Kawasan beralasan, Kampung Prambanan menjadi salah satu tempat pelarian para pelaku kasus pencurian.

"Apa yang disangka jelas sesuatu yang tidak bisa di buktikan. Apa lagi kasus pencurian terjadi di dalam kawasan dekitar perusahaan dan dormitory karyawan. Selain itu akses keluar hanya satu pintu yang di jaga oleh satuan pengaman (Satpam). Artinya kelemahan keamanan oleh pihak kawasan, justru Kampung Prambanan yang dijadikan kambing hitam," imbuhnya.

Puluhan KK yang saat ini berdiri diatas lahan seluas 1,2 hektar, bukan masuk bagian dari BIIE. Karena memang belum di ganti rugi oleh pihak kawasan. Di mana di kampung ini juga ada fasilitas yang di bangun oleh pemerintah. Tidak seharusnya pengelola kawasan memberlakukan warga secara tidak manusiawi.

"Tujuan berdirinya kawasan, jelas untuk kemajuan kawasan dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Namun yang terjadi terkesan kebobrokan kawasan dilimpahkan kepada warga sekitarnya," tegasnya.

Lukman berharap, agar pihak kawasan tidak terlalu semena-mena terhadap warga. Namun mencarikan solusi yang tidak menutup total akses warga. Begitu pemerintah, sangat diharapkan tidak tinggal diam dengan nasib warga yang dikorbankan, karena ketidak mampuan menjaga keamanan kawasan.

Editor: Dardani