Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

FPI Hina Sinta Nuriyah, NU dan Barikade Gus Dur Meradang
Oleh : Irawan
Minggu | 19-06-2016 | 16:30 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qaumas mengecam tindakan ormas Front Pembela Islam (FPI) yang menghina istri alm mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Shinta Nuriyah saat hendak berbuka puasa di sebuah gereja di Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

NU mengancam akan mengerahkan Banser untuk menghadapi ulah anarkis FPI tersebut. Bahkan Barikade Gus Dur (BGD) siap mengambil langkah tegas secara hukum, karena mereka telah melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik.

"Ulah FPI itu sudah keterlaluan. Selain menghadang Ibu Shinta Nuriyah Wahid, mereka juga menghina dan mencaci-maki di media sosial. Baik twitter maupun facebooknya, meski sudah ada yang dihapus. Tapi, ulah kader FPI itu telah melanggar UU Informasi dan Trsanksi Elektronik (ITE)," tegas Sekjen BGD, Pasangharo Rajagukguk, dalam keterangan persnya pada wartawan di Jakarta, Minggu (18/6/2016).

Menurut Pasangharo, pelanggaran itu terkait pasal 27 ayat (3) UU ITE dan Pasal 45 ayat (1) UU ITE, yang berbunyi: "Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik".

Pasal 45 ayat (1) UU ITE,”Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.

Juga sebagaimana diatur dalam KUHP dan UU ITE (UU no. 11 thn 2008). "Yang pada prinsipnya keluarga NU, simpatisan dan barisan pendukung Gus Dur keberatan dengan ulah FPI tersebut. Sehingga mereka harus ditindak tegas tegas termasuk melalui langkah hokum atas komentarnya di media sosial sebagai penghinaan terhadap keluarga Gus Dur," ujarnya.

Sebelumnya aktifis FPI Avik Munawwar dan Mustofa Nahrawardaya (Caleg PKS yang gagal pada pemilu 2014), melalui akun twitternya, @TofaLemon, Mustofa melampiaskan keadaan stressnya dengan cara menghina istri Gus Dur, Ibu Shinta Nuriyah. Mustofa berharap, hinaan yang dia lontarkan tersebut, akan menjadi bahan pemberitaan media.

Karena itu, Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) H. Yaqut Cholil Qaumas mengancam seorang netizen dengan akun @Tofalemon yang menghina Istri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, Nyai Sinta Nuriyah di media sosial twiter itu.

Dalam akun @Tofalemon tersebut tertulis nama Mustofa Nahrawardaya dan menyebut dirinya sebagai analis kriminal dan pengamat terorisme. Dalam kicauannya, @Tofalemon menuliskan "Apa sudah habis umat ini sehingga buka puasa saja mesti merangkak ke gereja". Tweet tersebut merupakan reaksi dari kegiatan buka puasa bersama Nyai Sinta Nuriyah di Gereja Yakobus Zebedeus, Pudak Payung Semarang pada Kamis (16/6/2016) lalu.

Menurut Gus Yaqut, sapaan akrab Yaqut Cholil Qaumas, pihak GP Ansor akan meminta klarifikasi terlebih dahulu kepada Mustafa Nahrawardaya terkait maksud pernyataannya tersebut. Dan, jika ada maksud menghina, maka ada resiko yang akan terjadi. “Jika dia bermaksud menghina ibu kita, dia sudah siap dengan segala resikonya,” tegas Gus Yaqut.

Berbagai macam reaksi yang timbul dari penghinaan mantan ibu negara ini. Seperti yang digelorakan oleh Pasukan Banser Serbaguna (Banser) yang dimiliki GP Ansor. Banser sudah siap melakukan aksi balasan atas penghinaan tersebut. Namun Gus Yaqut masih menahan Pasukannya.

"Sudahlah. Jangan rusak keikhlasan ibunda Shinta Nuriyah. Kali ini kita bersabar dulu. Tunggu perintah para kiai NU," tambahnya.

Sejauh itu kata Gus Yaqut, Ibu Shinta tidak diusir oleh FPI melainkan mengalah untuk pindah ke balai desa setempat setelah terjadi negoisasi antara ibu Sinta sendiri dengan pihak kepolisian dan gereja.

"Sekedar meluruskan, kegiatan ibu Shinta Nuriyah di Semarang, bukan diusir FPI, tapi beliau memilih mengalah, karena hanya yang waras yang bisa mengalah," pungkas Gus Yaqut.

Editor: Surya