Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Malaysia Berduka

Wartawan Bernama-TV Tewas di Somalia
Oleh : Magid
Sabtu | 03-09-2011 | 14:19 WIB
noramfaizul.JPG Honda-Batam

Almarhum Noramfaizul, wartawan Bernama TV yang tertembak di Mogadishu. Foto: Bernama

PUTRAJAYA, batamtoday - Duka melanda media Malaysia. Seorang wartawan yang bekerja di kantor Bernama TV, tewas tertembak saat melakukan tugas liputan di Mogadishu, Somalia. 

Seperti diberitakan media setempat, Sabtu, 03 September 2011, wartawan Malaysia bernama lengkap Noramfaizul Mohd Nor (39) tewas tadi malam (Jum'at, 02 September 2011), setelah sehari sebelumnya Ia tertembak dalam perjalanan ke penginapan di Mogadishu. Peluru yang diduga dilepaskan pemberontak Somalia bersarang di bahu kanan dan menembus paru-parunya.

"Noramfaizul meninggal dunia jam 11 malam waktu Malaysia (jam 22.00 WIB), Ia ditembak setelah meliput misi kemanusiaan yang dilakukan Klub 1Malaysia," tulis harian Bernama.

Noramfaizul adalah satu diantara 54 anggota Misi Kemanusiaan Klub Putera 1Malaysia di Mogadishu. Rombongan resmi Malaysia ini berangkat ke Mogadishu pada 28 Agustus 2011 lalu, dan dijadwalkan kembali ke Malaysia pada 04 September 2011.

"Saya masih tidak percaya kejadian yang menimpa kami, kejadianya begitu cepat, dia (Noramfaizul.red) duduk di dalam mobil tidak jauh dari saya. Waktu kejadian baku tembak saya hanya mendengar teriakan dari arah belakang, dan Noramfaizul sudah bersimbah darah," ujar Khairulanuar Yahya, wartawan Bernama TV yang ditugaskan meliput bersama Noramfaizul.

Jenazah Noramfaizul lansung dikirim ke Malaysia tadi pagi menggunakan pesawat Charlie C-130, dijadwalkan akan tiba di Pangkalan Udara Militer Malaysia, Minggu, 04 September 2011.

Dari informasi yang berhasil dihimpun batamtoday, Noramfaizul merupakan satu diantara wartawan senior yang dimiliki Malaysia. Ia beberapa kali dikirim dalam misi liputan di daerah konflik, seperti di Gaza, Israel, Pakistan. Sebelum bertolak ke Mogadishu, Januari lalu, Noramfaizul sempat meliput misi kemanusiaan di New Zealand, saat negera pengekspor daging itu dilanda gempa bumi dahsyat.