Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bocoran Pesan Kabel Kedutaan AS

Kebebasan Pers di Singapura Jadi Sorotan Amerika
Oleh : Magid
Sabtu | 03-09-2011 | 13:16 WIB
wk.jpg Honda-Batam

Isi pesan kabel Kedutaan Amerika Serikat yang dibocorkan Wikileaks. Foto: Istimewa

SINGAPURA, batamtoday - Persoalan kebebasan pers di Singapura menjadi sorotan pemerintah Amerika Serikat (AS). Hal ini terungkap dari pesan kabel rahasia yang dikirim kantor Kedutaan AS di Singapura dan dibocorkan situs Wikileaks.

Dalam pesan yang dikirim bernomor seri 09Singapore61 tersebut, intelijen AS menilai bahwa kalangan jurnalis Singapura dalam kondisi frustasi. Para pemimpin politik Singapura terus memberikan tekanan terhadap media, salah satunya The Strait Times (ST). 

"Wartawan mengatakan mereka ingin untuk menghasilkan laporan yang lebih investigatif dan kritis, tetapi mereka dibatasi dengan editor yang telah dipersiapkan untuk menderek isu sesuai dengan keinginan pemerintah. Kondisi ini membuat sejumlah wartawan memilih menjadi kontributor media luar negeri," tulis pesan kabel Kedutaan AS di Singapura sebagaimana dikutip batamtoday dari Wikileaks, Sabtu, 3 September 2011.

Masih menurut pesan kabel yang dipublikasikan Wikileaks, sejumlah editor yang dipekerjakan di Strait Times adalah penyusup yang ditanam pemerintah. Hal ini untuk mengontrol semua artikel pemberitaan yang akan diterbitkan, serta memastikan bahwa tulisan-tulisan tidak membongkar keburukan dari pemerintah setempat.

"Sejumlah wartawan tidak berani melawan, bahkan cenderung takut untuk menulis berita-berita yang sensitif. Mereka dibawah ancaman, suatu saat pemerintah bisa mengenakan tindakan tegas terhadap wartawan yang bersangkutan jika mencoba kritis terhadap kebijakan pemerintah," ujar Chua Chin Hon, salah satu US Bureau yang menjadi sumber pesan kabel rahasia tersebut.

Sementara itu, media lokal Singapura, Today Online, Sabtu, 03 September 2011 tidak memuat bantahan informasi tersebut. Media Singapura ini malah mengalihkan isu kebebasan pers menjadi isu kecerobohan Wikileaks untuk melindungi narasumber yang menjadi basis informasi dalam pesan kabel Kedutaan AS.