Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penyerang Club LGBT Orlando Anggota ISIS
Oleh : Redaksi
Senin | 13-06-2016 | 10:50 WIB
Omar-Mateen.jpg Honda-Batam

Omar Mateen mendatangi club malam gay di Orlando pada Minggu dini hari, melepas tembakan dan menewaskan 50 orang serta melukai 50 lainnya. (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Florida - Pelaku penyerangan club LGBT di Orlando, Florida, Amerika Serikat, yang menewaskan 50 orang pada Minggu dini hari, dilaporkan telah berbaiat kepada kelompok militan ISIS.

Teror di club malam tersebut merupakan yang terburuk terjadi di AS sejak tragedi 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang pada 2001. Pelaku, menurut otoritas, bernama Omar Mateen, 29, warga keturunan Afghanistan kelahiran AS, berasal dari Fort Fierce, Florida.

Ia pernah diwawancara oleh FBI pada 2013 dan 2014, namun ketika itu tidak ditemukan apa pun yang bisa membuatnya menjadi ancaman.

Mateen menelepon 911 ketika penyerangan sedang berlangsung, untuk berbaiat kepada ISIS. Ia juga menyebut pelaku bom Marathon Boston. Mateen kemudian tewas di tangan kepolisian Orlando.

Pada Minggu (12/6/2016), sekitar pukul 02.00 pagi waktu setempat, Mateen mendatangi club Pulse dengan senapan dan pistol di tangan. Ia lalu mulai melepas tembakan, menewaskan 50 orang dan melukai 53 lainnya.

Setelah tiga jam dengan orang-orang terjebak di dalam club, polisi menyerbu masuk bangunan dengan kendaraan bersenjata dan granat kejut, dan membunuh Mateen.

"Ia terlihat terorganisasi dan sangat siap," kata kepala polisi Orlando, John Mina. Otoritas juga mengatakan mereka belum menemukan kaki tangan lain.

Klaim ISIS
Sementara itu, ISIS melalui kantor beritanya, Amaq, mengklaim penyerang sebagai anggota ISIS.

"Serangan bersenjata yang menargetkan sebuah club malam kaum gay di Kota Orlando, Florida yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan luka-luka dilakukan oleh seorang pejuang ISIS," kata Amaq seperti diberitakan Reuters.

Namun menurut CNN, ISIS mengklaim bahwa serangan itu "menewaskan lebih dari 100 orang."

Sumber: CNN
Editor: Udin