Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

FSP BUMN Bersatu Sebut Kemenkeu dan Kemenhub Hambat Nawacita
Oleh : Irawan
Selasa | 07-06-2016 | 21:22 WIB
fsp.jpg Honda-Batam
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, Arief Poyuono, mengingatkan Presiden Joko Widodo agar mewaspadai kebijakan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan yang bakal menghambat program Nawacita.


“Kapitalisasi perusahaan-perusahaan BUMN, yang menjadi pendukung program Nawacita, bisa terhambat dengan aturan main para mafia dibackup oknum-oknum aparat dua kementerian itu,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (7/6/2016).

Keterhambatan itu, ia menjelaskan seperti tertuang dalam Pemenkeu nomor 57/PMK.06/2016 tentang tata cara pelaksanaan sewa barang milik negara serta Permenhub nomor 52 Tahun 2015 tentang pelimpahan sebagian wewenang Menhub dalam rangka pengelolaan BMN di lingkungan Kemenhub.

Indikator itu, katanya, terlihat dari disewakannya barang-barang milik negara (BMN) dimana belakangan diketahui hasil sewa itu tidak masuk kas negara melainkan masuk kantong oknum-oknum aparat kementerian terkait sebagai ATM bersama.

“Menjadi aneh ketika BUMN yang selama ini sudah mencatatkan sebagai sumber pendapatan dalam laporan Keuangan dan RKAP nya tetapi sekarang diharuskan melakukan pembayaran sewa pada pemerintah seperti sewa bandara dan pelabuhan yang sebelumnya dibangun dari dana APBN. Karenanya Presiden Jokowi perlu mengevaluasi kembali peraturan-peraturan di bawahnya,” katanya.

Untuk itulah, Arief Poyuono menyarankan pemerintah agar Barang Milik Negara (BMN) seperti pelabuhan, bandara, hotel, jalan tol yang saat ini dioperasikan oleh BUMN untuk dijadikan sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN).

Langkah tersebut diyakini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan nilai kapitalisasi perusahaan-perusahaan BUMN dalam mencari sumber pendanaan yang besar agar dipercaya kreditur. Di antaranya PT Pelindo, PT Jasa Marga dan PT Angkasa Pura yang ditugasi Presiden Joko Widodo mencari pendanaan untuk mensukseskan program Nawacita sekaligus meningkatkan nilai kapitalisasi BUMN.

Editor: Surya