Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengintip Tradisi Likuran Masyarakat Singkep
Oleh : Ardi/Dodo
Sabtu | 27-08-2011 | 10:53 WIB
suasana_likuran_di_singkep.jpg Honda-Batam

Suasana malam tujuh likur di Singkep.

LINGGA, batamtoday - Likuran atau lazim disebut malam tujuh likur merupakan tradisi khas masyarakat Singkep khususnya daerah Pesisir Singkep yang pelaksanaannya bertepatan pada malam ke-27 di bulan Ramadhan.

Malam tujuh likur masih menjadi malam istimewa sampai saat ini, karena pada malam itu seluruh warga saling mengunjungi dan melakukan silaturahim dengan suguhan dan sajian penganan khas setempat.

Kemegahan gerbang di beberapa ruas jalan setiap kampung terlihat artistik dengan hiasan lampu sumbu dan disain kaligrafi bernuansa Islami menambah semarak malam 27 atau likuran tersebut. Mengapa? Karena, selain diperlombakan, masing-masing kampung ingin menunjukan keindahan karya mereka dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga yang membuatnya.

Dari pantauan batamtoday, pada malam tujuh likur terlihat jalanan penuh sesak dengan arus kendaraan terutama roda dua dan warga yang ikut kegiatan likuran ataupun sekedar menyaksikan keramaian dimana, hampir d isetiap rumah warga dipasang pelita dan lampu hias.

Para pedagang pun ikut memanfaatkan momen likuran ini untuk berjualan, sehingga terlihat di beberapa sudut tempat yang berubah menjadi lokasi pasar kaget. Tampak ramai dengan kerumunan warga yang ingin belanja dan melihat jenis dagangan yang dijual, mulai dari penjual makanan, perlengkapan lebaran, mainan dan beragam jenis dagangan lainnya.

Desa Lanjut, merupakan salah satu desa yang berada di kawasan Pesisir Singkep yang ikut melaksanakan likuran ini secara turun temurun sehingga menjadi tradisi bagi masyarakat tempatan.

Abu Samah, Kepala Desa Lanjut mengatakan bahwa hakikatnya malam tujuh likur ini adalah malam silaturahim antar keluarga dan warga sambil mengambil sunnah dari malam Lailatul Qadar.

“Likuran ini bukan hanya sekedar tradisi tapi lebih menekankan pada rasa kekeluargaan dan saling berbagi yang suasananya lebih meriah dan semarak dibanding malam lebaran sekalipun” ungkap Abu.