Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Alasan Pemerintah Dukung Setya Novanto sebagai Ketum Golkar
Oleh : Irawan
Minggu | 22-05-2016 | 13:25 WIB
Novanto1.jpg Honda-Batam

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Pengamat Politik Said Salahuddin menilai, ada faktor kedekatan emosional sehingga Pemerintah lebih menyukai Setya Novanto menjadi Ketua Umum (Ketum) Golkar.

"Hubungan personal antara Novanto dengan Luhut Panjaitan yang punya posisi penting dan strategis di eksekutif cenderung lebih dekat dan kuat dibandingkan dengan hubungan kandidat ketua umum Golkar yang lain," kata Said di Jakarta, Minggu (22/5/2016).

Di dalam politik lanjut said, kedekatan personal merupakan faktor kunci yang seringkali menjadi determinan dalam pengambilan suatu keputusan. Semakin dekat hubungan personal seseorang dengan seseorang yang lain, maka semakin mudah pula bagi keduanya untuk membuat suatu konsensus.

"Dalam konteks itulah Pemerintah melalui Menko Polhukam berharap bisa bekerjasama secara lebih baik lagi dengan Partai Golkar dibawah kepemimpinan Novanto," ujarnya.

Dia menambahkan, alasan lain pemerintah memberikan dukungan kepada Novanto karena ada strategi tertentu yang sedang dirancang oleh Pemerintah.

"Di dalam praksis politik, dikenal apa yang disebut dengan politik injak kaki atau politik sandera, yaitu suatu praktik politik yang dilakukan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang dianggap memiliki suatu catatan politik, dengan cara memanfaatkan catatan dimaksud untuk menekan agar pihak lain itu mau mengikuti atau menuruti kehendak politik pihak bersangkutan," katanya.

"Nah, mungkin saja pemerintah memandang kasus yang pernah menimpa Novanto saat menjabat sebagai Ketua DPR beberapa waktu lalu sebagai catatan politik" tandasnya.

Said mengungkapkan alasan pemerintah lebiih enyukai sosok Setya Novanto menjadi Ketua Umum Golkar dibanding Ade Komaruddin.

"Novanto dipandang sebagai figur yang paling fleksibel dan akomodatif dalam soal politik dibandingkan dengan Ade Komarudin," katanya.

Menurut Said, pemerintah saat ini membutuhkan dukungan politik yang solid, agar pemerintahan dapat berjalan stabil.

"Kelenturan dan kesediaan mengakomodasi kepentingan politik adalah dua hal penting yang dibutuhkan oleh Pemerintah dari pimpinan partai politik yang menjadi mitranya di DPR. Apalagi Golkar ini kan pemilik kursi terbesar kedua di DPR," ujarnya.

Namun, Said menilai kehadiran Partai Golkar sebagai tambahan dukungan terhadap pemerintahan Jokowi dapat mengusik partai politik lain yang terlebih dahulu menyatakan mendukung pemerintah.

"Boleh jadi partai-partai tidak senang atau sekurang-kurangnya tidak cukup nyaman melihat kemesraan Pemerintah dengan Golkar. Nah, pada bagian ini sangat mungkin muncul kecemburuan politik," katanya.

Menurut dia, kemesraan partai Golkar dengan pemerintah tidak akan lepas dari masalah.

"Bagaimanapun juga, didalam Pemerintah saat ini terdapat sejumlah partai lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat, yang sudah sedari awal menjadi pendukung Pemerintah," ujarnya.

Seperti diketahui, Partai Golkar secara resmi menyatakan dukungan ke pemerintah. Bahkan partai yang kini dipimpin Setya Novanto ini menyatakan keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP). Tak hanya itu, Setya Novanto selaku Ketua Umum Golkar juga telah menyatakan, partainya siap mengusung Jokowi kembali sebagai Presiden pada Pemilu Serentak 2019 mendatang.

Editor: Surya