BATAMTODAY.COM - Australia saat ini kekurangan tenaga untuk menjadi koki dan juru masak sebanyak 38 ribu lapangan kerja. Tenaga kerja asal Indonesia diperkirakan berpeluang mengisi banyak diantaranya karena dekatnya jarak antar kedua negara.
Sebuah laporan dari lembaga peneliti Deloitte Access Economics mengatakan posisi 38 ribu koki ini tersebar di seluruh Australia. Oleh karena kekurangan tersebut, beberapa kelompok usaha yang bergerak di bidang penyediaan jasa makanan dan minuman terpaksa menghabiskan waktu lebih banyak untuk mencari tenaga kerja dari luar negeri.
Memang tidak semua lapangan kerja ini adalah penuh waktu. Kebutuhan koki dan juru masak ini diperlukan terutama di saat masa wisata sibuk di Australia terutama di musim panas yang berlangsung antara bulan Oktober sampai April setiap tahunnya.
Kebutuhan akan koki dan juru masak ini membuka peluang bagi tenaga kerja asal Indonesia untuk mengisinya.
ExpandDalam kunjungannya ke Australia bulan Maret lalu, Menteri Perdagangan Indonesia Thomas Lembong sudah mendengar hal serupa, setelah dia mengadakan pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia Steve Ciobo.
"Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Steve Ciobo datang ke saya dan mengatakan hal tersebut," kata Mendag Lembong ketika itu.
"Sektor pariwisata mereka melejit, namun kekurangan tenaga kerja. Dan Steve Ciobo tertarik sekali dengan tenaga kerja Indonesia untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut," ujar Lembong.
Ketertarikan tersebut, katanya, karena letak geografis Indonesia dan Australia yang relative dekat, serta pekerjaan tersebut dapat dikategorikan sebagai pekerjaan musiman atau hanya 3-4 bulan.
Artinya, pekerja Indonesia dapat kembali ke Tanah Air tanpa menunggu habisnya waktu kontrak kerja yang lama.
"Hal tersebut tidak mungkin dipenuhi oleh mitra dagang yang jauh dari Australia, seperti Timur Tengah atau Eropa," ujar Lembong.
Ia mengharapkan, tenaga kerja Indonesia yang dapat bekerja di Negeri Kangguru tersebut dapat menjadi salah satu penguat tonggak hubungan ekonomi Indonesia dan Australia.
Sumber: Australia Plus
Editor: Dodo
Dalam kunjungannya ke Australia bulan Maret lalu, Menteri Perdagangan Indonesia Thomas Lembong sudah mendengar hal serupa, setelah dia mengadakan pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia Steve Ciobo.
"Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Steve Ciobo datang ke saya dan mengatakan hal tersebut," kata Mendag Lembong ketika itu.
"Sektor pariwisata mereka melejit, namun kekurangan tenaga kerja. Dan Steve Ciobo tertarik sekali dengan tenaga kerja Indonesia untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut," ujar Lembong.
Ketertarikan tersebut, katanya, karena letak geografis Indonesia dan Australia yang relative dekat, serta pekerjaan tersebut dapat dikategorikan sebagai pekerjaan musiman atau hanya 3-4 bulan.
Artinya, pekerja Indonesia dapat kembali ke Tanah Air tanpa menunggu habisnya waktu kontrak kerja yang lama.
"Hal tersebut tidak mungkin dipenuhi oleh mitra dagang yang jauh dari Australia, seperti Timur Tengah atau Eropa," ujar Lembong.
Ia mengharapkan, tenaga kerja Indonesia yang dapat bekerja di Negeri Kangguru tersebut dapat menjadi salah satu penguat tonggak hubungan ekonomi Indonesia dan Australia.
Sumber: Australia Plus
Editor: Dodo
Ilustrasi koki. (Sumber foto: tempo.co)