Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Serah Terima 4 WNI Sandera Abu Sayyaf Digelar di Perairan Perbatasan Filipina-Indonesia
Oleh : Redaksi
Jum'at | 13-05-2016 | 09:14 WIB
serahterimasandrabyvoa.jpg Honda-Batam

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nassir di Kantor Kemenlu RI Pejambon Jakarta Kamis 12 Mei 2016. (Foto: VOA/Andylala).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Filipina dan Indonesia berhasil menyelamatkan empat warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nassir di kantor Kemenlu RI Pejambon Jakarta, Kamis (12/5) menjelaskan proses pemulangan tersebut masih berlangsung. Menurut rencananya, keempat WNI tersebut akan tiba di Jakarta, Jumat (13/5/2016).

 

"Penyerahterimaan dilakukan di tengah laut, di antara kedua laut Indonesia dan Filipina. Mereka dibawa ke Tarakan dengan kapal KRI kita, dan dari situ dibawa ke Jakarta. Kemungkinan besar akan mendarat di bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. Tapi kita masih lihat jarak antara perjalanan menuju Tarakan. Siang atau malam ini, bisa juga besok (Jumat, 13/5)," jelasnya.

Arrmanatha Nassir menambahkan, Kementerian Luar Negeri mempersilakan pihak keluarga menjemput keempatnya di kantor Kemlu setiba mereka di Jakarta.

"Ini bagian dari proses perlindungan warga negara Indonesia. Kita serahkan serah terima kepada pihak keluarga di kantor Kementerian Luar Negeri Pejambon, Jakarta," lanjutnya.

Arrmanatha Nassir memastikan, pembebasan korban sandera ini merupakan salah satu bentuk konkret dari kerjasama Trilateral antara Indonesia, Filipina dan Malaysia.

"Ini adalah salah satu kerjasama kongkritnya, ya. Salah satu yang disepakati adalah patroli bersama. Itu akan dikembangkan di dalam aturan kesepakatan bersama (Standard Operational Procedure - SOP) yang lebih detail. Saat ini sudah ada patrol yang memungkinkan kapal Indonesia berada di sekitar laut Filipina untuk menerima empat WNI yang dibebaskan," imbuh Arrmanatha Nassir.

Meski aturan kesepakatan bersama untuk operasi militer gabungan masih dalam pembahasan, namun menurut Arrmanatha Nassir, komunikasi intens antar menteri luar negeri dan Panglima militer tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina terus berjalan terkait isu pengamanan bersama wilayah laut.

Expand