Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jadi Pemicu Tingginya Harga Barang

Dua Pecahan Mata Uang Rupiah Ini Tak Beredar di Anambas
Oleh : Alfredi Silalahi
Kamis | 28-04-2016 | 17:46 WIB
uang-200-500.jpg Honda-Batam

Uang logam pecahan Rp200 dan Rp500 yang ternyata tak beredar di Anambas. (Sumber foto: wikipedia)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Uang logam pecahan Rp200 dan Rp500 ternyata tidak beredar di pasaran Anambas. Hal itu membuat pelaku usaha sering melakukan pembulatan harga dan memicu melonjaknya harga barang.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan pihaknya tidak menginginkan pelaku usaha melakukan pembulatan harga atau memberi kembalian pakai permen.

"Sanksi menolak uang rupiah ada pidananya,dan itu sudah tertera di UU Mata Uang. Nanti kita akan sediakan uang logam, melalui kegiatan kas keliling. Nanti kita akan koordinasi dengan perbankan yang ada di Anambas. Karena pembulatan harga itu, berdampak pada tingginya harga barang," katanya Kamis (28/04/2016).

Gusti menambahkan, pihaknya akan segera mengalirkan uang logam ke Anambas, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan permintaan perbankan. Dia menyatakan BI tidak akan pernah kehabisan stok akan uang logam tersebut.

"Stok kita banyak, ini tergantung kebutuhan masyarakat dan permintaan perbankan. Nanti kita diskusikan lagi dengan pihak perbankan yang ada di Anambas dan akan kita penuhi. Kita juga akan menarik uang yang sudah buruk dan menggantinya dengan uang yang baru," tegasnya.

Untuk Layanan Keuangan Digital, lanjut Gusti, pihaknya akan berupaya dan bekerjasama dengan pihak Telkom untuk memenuhi jaringan yang dibutuhkan‎.

"Kita akan bekerjasama dengan pihak telkom,karena syarat Layanan Keuangan Digital itu adalah jaringan," terangnya.

Sementara itu, salah satu perwakilan pedagang, Fahrizal berharap agar BI segera mengalirkan uang logam ke Anambas. Menurutnya kelangkaan dua pecahan mata uang menjadi pemicu tingginya harga suatu barang.

"Secepatnya, agar masyarakat mengenal uang logam. Selama ini masyarakat tidak mengenal itu, sehingga uang logam itu tidak laku di Anambas.‎ Sangat disayangkan, tidak beredarnya uang pecahan membuat harga barang menjadi tinggi," ujar pedagang pindahan Pekanbaru itu.

Editor: Dodo