Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Latar Belakang Pemecatan Lamen Sarihi dari Ketua DPRD Bintan
Oleh : Harjo
Rabu | 27-04-2016 | 17:37 WIB
Lamen-jadi1.jpg Honda-Batam

Lamen Sarihi.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pencopotan Lamen Sarihi dari jabatan Ketua DPRD Bintan memang mengejutkan. Dia menduga, pencopotan itu dilatarbelakangi sikap lembaga legislatif yang dipimpinnya menolak rekomendasi perluasan lahan PT Bintan Alumina Industri (BAI).

Lamen menyatakan penolakan rekomendasi perluasan lahan PT Bintan Alumina Industri (BAI) oleh DPRD Bintan sangat beralasan karena dikhawatirkan akan berdampak hukum di kemudian hari.

"Berdasakan analisa dari komentar Nesar Ahmad, adik kandung Ansar Ahmad selaku Ketua DPD I Partai Golkar Kepri, ini kaitannya dengan sikap DPRD Bintan. Itu salah satu pemicu, sehingga munculnya bahasa pemecatan dan pencopotan terhadap ketua DPRD Bintan yang secara hukum setelah dilantik, ketua dewan menjabat selama lima tahun," kata Lamen, Rabu (27/4/2016).

Karena menurut Lamen, kalau selain masalah tersebut hampir semuanya sudah selesai atau berakhir. Diantaranya, berkaitan dengan pilihan politik Lamen Sarihi kepada Munas Ancol sudah lewat dan jika berkaitan dengan kasus pembangunan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Bintan, sampai saat ini diendapkan oleh Kejaksaan Tinggi Kepri.

"Kalau berkaitan dengan Pilkada 2015, sudah selesai, karena gubernur dan wakil gubernur sudah dilantik. Sisi lain, Lamen Sarihi tidak pernah melanggar AD dan ART Partai Golkar," tegasnya.

Lamen menjelaskan, selama menjabat sebagai ketua DPRD Bintan, dia merasa tidak pernah melanggar sumpah dan janji sebagai anggota mau pun ketua dewan. Begitu juga, tidak pernah melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi alasan pencopotan dari Ketua DPRD Bintan.

"Jadi alasan pencopotan dan pemecatan tersebut, diduga karena DPRD Bintan tidak memberikan rekomendasi persetujuan perluasan lahan untuk PT BAI. Itu salah satu yang memicu munculnya sentimen hingga muncul bahasa miring yang kurang mendasar," tambahnya.

Sebelumnya, Lamen berang dan menganggap apa yang dilakukan Ketua DPD Golkar Kepri, Ansar Ahmad, merupakan sentimen pribadi terhadap dirinya.

"Sampai saat ini, saya belum menerima Surat Keputusan pemecatan tersebut. Kalau memang benar hal tersebut terjadi, berarti itu adalah sebuah sentimen dan ada yang menginginkan jabatan saya," ungkap Lamen Sarihi kepada BATAMTODAY.COM di ruang kerjanya, Selasa (26/4/2016).

Lamen menilai, munculnya bahasa ia akan dicopot dari kursinya sebagai Ketua DPRD Bintan, tidak terlepas dari peran Ansar Ahmad dan kroninya yang sengaja menjatuhkan dirinya.

Baca: Lamen Ancam Bongkar Borok Ansar Ahmad

Mengingat saat ini, di daerah lain sudah tidak ada lagi istilah pecat memecat. Justru karena status quo antara kedua kubu di Partai Golkar, sudah sama-sama akan melakukan perbaikan untuk kemajuan Golkar ke depannya.

"Kenapa mesti Lamen yang terus diserang, harusnya kalau memang ada salah harus melalui proses dan prosedur yang ada di partai. Dalam kasus ini jelas tanpa konflik, namun bahasa copot dan pecat justru keluar. Ini jelas, ada kader Golkar baru yang haus jabatan, tanpa memikirkan kemajuan partai ke depan," katanya.

Editor: Dodo