Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski Seadanya, Anggota DPR RI Ini Tak Henti-hentinya Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 16-04-2016 | 11:10 WIB
IMG_20160415_204359.jpg Honda-Batam
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Kepri, Dwi Ria Lattifa sosialisasikan 4 pilar kebangsaan di Tiban Indah (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gelapnya malam, tidak membuat sosok anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Kepri, Dwi Ria Latifa berhenti melakukan sosialisasi 4 pilar Kebangsaan kepada kalangan masyarakat di Tiban Indah.

Meski dengan penerangan lampu seadanya, wanita asal Karimun itu tetap gigih, memberikan pamahaman akan empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinekal Tungal Ika) tersebut.

"4 pilar harus terus ditanamkan kepada para masyarakat. Jangan sampai bangsa Indonesia terpecah belah," kata Dwi dihadapan masyarakat yang tampak antusias mendengarkanya.

4 pilar menjadi tugas yang harus disosilisasikan terus menurus kepada kalangan anak sekolah maupun masyarakat luas. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitisi negara, NKRI sebagai bentuk negara, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia, harus tetap kokoh dan eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Meskipun kita tinggal di kawasan daerah non muslim, masyarakat jangan takut untuk pergi ke Masjid. Karena negara menjamin kemanana masyarakat," katanya.

Menurut Dwi, di Batam sudah ada satu orang Pegawai Negeri Sipil yang diduga sebagai pengikut ISIS yang mengarah kepada terorisme. Apabila masyarakat tidak berhati-hari menjaga keluarga dan lingkungan sekitar, maka tidak menutup kemungkinan akan terikut juga.

"Mengingat Batam merupakan daerah transit, dengan memahami dan mengimplementasikan empat pilar kebangsaan maka faham redikal mampu ditangkal di tengah masyarakat," tuturnya.

Selain melakukan sosialisasi, Ria juga berharap masyarakat tetap waspada dan menjaga anak-anaknya dalam peredaran narkoba. Karena Kepulauan Riau sudah tergolong daerah darurat narkoba.

"Ada 59 pelabuhan tikus, tempat paling rawan dalam menyelundupkan apapun termasuk narkotika. jika masyarakat tidak bisa mendeteksi lebih dini, maka generasi muda akan habis karena narkoba," pungkasnya.

Editor: Udin