Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bunga Deposito Turun Agustus Mendatang Akibat Kebijakan BI
Oleh : Redaksi
Jum'at | 15-04-2016 | 12:14 WIB
d8986704-9f6a-415b-aed4-800906957a00_169.jpg Honda-Batam
Rencana BI mengubah kiblat suku bunga acuannya mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah bankir. BTN menilai bunga deposito akan mulai turun Agustus 2016. (sumber foto: CNN Indonesia).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Rencana Bank Indonesia (BI) mengubah kiblat suku bunga acuannya mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah bankir. Instrumen baru suku bunga acuan ini disebut-sebut akan mampu mengefektifkan transmisi kebijakan moneter yang diambil bank sentral.


Imam Noegroho Soeko, Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menilai BI melakukan redefinisi BI rate agar sesuai dengan praktik terbaik di banyak negara. Yakni, BI rate dekat dengan deposit facility (penempatan dana oleh BI) overnight.

"BI meredefinisikan BI rate setara dengan 7 days BI reverse repo 5,5 persen. Dengan redefinisi baru itu, maka capping deposito perbankan pada bulan Agustus nanti saat berlaku efektif akan turun," ujarnya , Kamis (14/4/2016).

Hal ini, kata dia, sejalan dengan aspirasi pemerintah untuk bisa mencapai bunga kredit satu digit.

“Memang, likuiditas mungkin sedikit mengetat, tetapi tidak akan berdampak besar. Karena, semua pihak sudah memperkirakan hal ini akan terjadi," terang dia.

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk menilai perubahan kebijakan operasi moneter BI tersebut akan membuat suku bunga kredit perbankan di Indonesia menjadi lebih kompetitif.

"Dampak baiknya bukan cuma perusahaan nasional jadi lebih bisa bersaing dalam era Masyarakat Ekonomi Asean, tetapi juga akan baik bagi perbankan jangka menengah dan panjang untuk meningkatkan efisiensinya," imbuh Parwati.

Taye Sim, Kepala Riset Daewoo Securities menuturkan, perubahan kebijakan operasi moneter yang dilakukan BI akan mendorong pergerakan pasar. Kinerja bank, terutama yang fokus pada penyaluran kredit korporasi akan terdongkrak.

Raymond Kosasih, Analis Deutsche Bank menambahkan, perubahan suku bunga acuan dari BI rate ke instrumen lain akan lebih mencerminkan kondisi pasar.

"Kendati terdapat risiko dari intervensi suku bunga oleh pemerintah, perubahan potensial ini akan positif untuk pasar kredit dan mengurangi risiko margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM)," pungkasnya. (Sumber: CNN Indonesia)

Editor: Udin