Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fahri Tuding ada Pihak Tertentu yang Ingin Dirinya Dipecat
Oleh : Irawan
Selasa | 12-04-2016 | 19:17 WIB
fahri-hamzah-pks.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Wakil Ketua DPR RI yang kini sedang bermasalah dengan induk partainya, yakni Partai Kedailan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah mengaku tidak pernah sedikit pun merasa sakit hati jika ada kader-kader partai menuding dirinya tidak patuh pada pimpinan partai. 


Sebab, apa yang dilakukannya saat ini semata-mata karena ingin menjadi juru bicara agar seluruh masyarakat termasuk para kader PKS memahami apa yang menjadi hak, kewajiban baik sebagai warga negara maupun kader PKS.

"Saya melawan keputusan sepihak dari pimpinan DPP PKS ini karena saya nggak pernah salah. Memang kalau nggak kuat mental bisa menjadi problem buat diri saya, tapi saya wajib melawan," tegas Fahri saat bincang-bincang dengan awak media di Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Dikatakan kalau dirinya ingin menjadi semacam juru bicara agar rakyat memahami apa sebenarnya yang menjadi hak dan kewajiban, baik sebagai warga negara maupun kader jika bergabung dalam partai.

"Marilah kita menari indah. Dan saya harap masyarakat dan generasi baru di PKS nanti bisa lebih terbuka," ujar Fahri seraya mengungkapkan kalau keputusan terkait dirinya diambil sangat tertutup oleh elite DPP PKS.

Apalagi, tambah Fahri, dlama mengambil keputusan (pemecatan) DPP PKS tanpa sama sekali meminta klarfikasi sebelum kepada dirinya, dan bahkan upayanya untuk mendapatkan klarifikasi pun tidak pernah diindahkan.

"Keputusan pemecatan seharusnya dibacakan di depan orang yang bersangkutan. Tapi ini, kepada saya mereka hanya mengirim surat keputusan lewat kurir saja. Mentalitas tertutup seperti ini memunculkan kecurigaan," tambahnya lagi.

Mentalitas yang tertutup berlebihan seperti ini pun menurut dia yang membuat orang akan mencurigai apapun yang dilakukan PKS. Dia pun membandingkan zaman Presiden PKS Anis Matta yang menganggap rileks semua benturan yang terjadi diantara kader. 

"Di era pak Anis Matta, semua (permasalahan) bisa diselesaikan dengan jalan dialog. Tapi sekarang yang terjadi tidak ada dialog, tiba-tiba saja jadi delik," katanya menyayangkan.

Disinggung soal sikap banyak kader PKS yang patuh membabi buta terhadap para pimpinan, karena sistem di PKS melalui pendidikan pengajian atau liqo yang memang mengajarkan seperti itu, Fahri tidak mau menyalahan sistem itu.

"Tidak ada yang salah dengan sistem itu. Pimpinan partai yang salah membaca dan melangkah," tegasnya sambil meningatkan bahwa sikap para pimpinan PKS yang berkuasa secara otoriter dan tidak mau terbuka akan menghancurkan PKS sendiri.

PKS sebelum dipimpin yang sekarang ini (Sohibul Iman), tambah Fahri, orang-orang yang ada didalamnya berjuang dengan sukarela. Karena mengelola PKS memang harus dengan cinta, ukhuwah dan toleransi.

"Tetapi kalau dikelola dengan kekuasaan seperti yang terjadi sekarang ini, pasti gagal. Sekarang kader diminta untuk tidak punya kontak dengan saya, dimana nilai ukhuwahnya? Masa orang seperti saya tidak bisa ditertibkan? Saya kan sangat terbuka untuk dialog," ujar bekas Wasekjen PKS ini lagi.

Fahri pun menambahkan bahwa salah satu alasannya diganti karena dianggap kerap berbeda pendapat dengan Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Dewan Tahkim, Hidayat Nur Wahid. Padahal kalau dirinya disalahkan karena beda pendapat, belum tentu juga mereka yang benar.

"Kenapa kalau ada beda pendapat sama mereka bahwa kita harus salah dan mereka harus benar? Saya sendiri selalu mempertanggungjawabkan pikiran dan ucapan saya," paparnya. 

Editor: Surya