Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kapan Waktu yang Tepat untuk Kenalkan Alkohol pada Anak
Oleh : Redaksi
Jum'at | 08-04-2016 | 11:20 WIB
alcohol.jpg Honda-Batam
Anak-anak di Italia akan diajari tentang minuman anggur dan nilai pentingnya dalam budaya (sumber foto : ABC Indonesia)

Ini adalah sebuah pertanyaan yang banyak direnungkan para orang tua: Apakah ada waktu yang tepat untuk memperkenalkan anak-anak kepada alkohol?

Walau ada penelitian tentang resiko kesehatan dari alkohol pada otak yang sedang berkembang, beberapa orangtua bertanya-tanya apakah pengenalan alkohol ala Eropa, yakni memperkenalkan minuman beralkohol kepada anak-anak di meja makan dengan keluarga, akan menghasilkan hubungan yang lebih baik dengan zat ini nantinya.

Di Italia, di mana anggur dipandang sebagai bagian sentral dari identitas budaya bangsa, anak-anak sekolah dasar dibudayakan untuk diajarkan tentang minuman anggur, sejarah, dan bagaimana mengonsumsinya secara bertanggung jawab.

Tetapi para ahli tak berpikir bahwa pendekatan itu akan bijaksana untuk warga Australia, mengingat hubungan budaya bangsa ini dengan minuman beralkohol.

Usia minum legal di Australia adalah 18 tahun, sementara setiap negara bagian memiliki hukum sendiri tentang penyediaan alkohol pada anak di bawah umur dalam pengaturan pribadi.

Profesor Ann Roche, dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketergantungan Nasional di Universitas Flinders mengatakan, hubungan Australia dengan alkohol sangat berbeda dari banyak kebudayaan Eropa.

"Saya pikir itu sangat membingungkan bagi masyarakat. Ketika Anda melihat satu budaya dan satu konteks seperti Italia, di mana alkohol sering diperkenalkan pada usia yang sangat muda dan sering diencerkan dengan air dan digunakan dalam cara yang sangat berbeda," tuturnya.

Ia lantas mengungkapkan, budaya yang mendominasi di Australia dan hubungan mereka dengan alkohol sangat berbeda. Tumbuh di keluarga Italia atau keluarga Perancis, di mana hal-hal penting seperti mabuk benar-benar disukai.

"Sedangkan mabuk karena alkohol tak hanya soal norma dalam banyak hal. Itu sangat ditoleransi di Australia," sambungnya.

Studi tak dukung pengenalan awal

Profesor Ann mengatakan, studi terbaru telah menemukan bahwa remaja muda yang telah diperkenalkan "seteguk" alkohol dalam keluarga pada saat mereka berusia 16 tahun lebih mungkin untuk menjadi peminum berat dan reguler, ketimbang anak-anak yang tak diperkenalkan ke alkohol.

Ia mengatakan, otak anak muda belum sepenuhnya berkembang dan lobus frontal yang mengontrol penilaian dan pertimbangan resiko berkembang di kemudian hari.

"Otak tengah, bagian emosional dari otak yang terdorong untuk mengambil resiko dan melakukan segala macam hal yang memiliki dorongan, dan apa yang Anda lakukan adalah memperkenalkan alkohol ke dalam otak yang akan mengganggu penilaian siapapun," jelasnya .

Pengurus Jaringan Layanan Narkoba dan Alkohol Australia Selatan, Michael White, tak setuju dengan studi minuman anggur di Italia untuk para siswa, karena akan mempromosikan konsumsi anggur sebagai "bagian rutin dari kehidupan".

"Iklan dan promosi alkohol cenderung meningkatkan jumlah alkohol yang akan dikonsumsi masyarakat," sebutnya.

Ia mengaku, Perancis berada dalam penyangkalan tentang hubungan mereka dengan alkohol.

"Ini cara minum yang berbeda, penelitian akan menunjukkan itu belum tentu sebuah cara yang lebih baik untuk minum," tutur Michael.

Mereka katanya lagi, tak perlu minum hingga tingkat mabuk yang serius, tetapi minum alkohol secara konsisten setiap hari, masih akan berdampak kerusakan kesehatan yang signifikan.(Sumber : ABC Indonesia) 

Editor: Udin