Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Uang Tebusan Disiapkan untuk 10 WNI Korban Abu Sayyaf
Oleh : Redaksi
Jum'at | 08-04-2016 | 10:28 WIB
0,,19170725_303,00.jpg Honda-Batam
Negosiasi pembebasan sepuluh warga negara Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf berlangsung (Sumber foto : DW Indonesia) .

BATAMTODAY.COM, Filipina - Ancaman kelompok Abu Sayyaf untuk menghabisi nyawa para sanderanya, termasuk 10 warga Indonesia mendekati batas waktu 8 April. Negosiasi terus berlangsung. Pemerintah dan perusahaan siapkan uang tebusan.

Namun, dalam Silaturahmi Kebudayaan di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, hari Kamis (07/04/2016) kemarin, Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isletta menolak menjelaskan lebih lanjut rincian upaya tersebut, karena dicemaskan dapat membahayakan keamanan kesepuluh warga Indonesia yang disekap kelompok teroris Filipina tersebut.

Kecemasan keluarga

Mengingat tenggat waktu kian mendekat, pihak keluarga korban yang disandera didera kecemasan.

Ayah salah satu sandera Aidil telah ditelefon Kementerian Luar Negeri yang menjelaskan situasi terakhir pembebasan anaknya dan sandera lainnya. Aidil menceritakan, kalau saat ini pemerintah masih melakukan negosiasi dengan kelompok yang menyandera 10 orang termasuk anaknya, Wendi Rakhdian.

Selain Kemenlu, pihak perusahaan pemilik kapal juga menelefon Aidil di hari terakhir menjelang batas waktu. "Mereka menyampaikan agar kami tetap bersabar dan tabah. Pemerintah masih melakukan negosiasi, tapi bagaimana bentuk negosiasinya tidak tahu kita," papar Aidil.

Siapkan tebusan

Pihak perusahaan juga telah berdialog dengan keluarga sandera lainnya, Charlos Barahmana yang merupakan ayah dari kapten kapal Brahma 12, Peter Tonsen Barahmana. Ia menyebutkan, pihak perusahaan siap membayar tebusan yang diminta kelompok Abu Sayyaf. (Sumber : DW Indonesia)

Editor: Udin