Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

GPII Kecam Keputusan PKS Pecat Fahri Hamzah
Oleh : Irawan
Senin | 04-04-2016 | 20:25 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Keputusan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memalui Majelis Tahkim atau MT, memecat kader potensialnya seperti Fahri Hamzah dari partai maupun dari jabatan Wakil Ketua DPR RI, menuai kecaman dari kalangan aktifis seperti Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII).


Melalui Ketua umumnya, Karman BW, PP GPII sangat menyayangkan keputusan yang diambil oleh DPP PKS tersebut. "Saya merasa ada ancaman serius bagi pembangunan demokrasi yang sehat," kata Karman dalam rillis yang diterima di Jakarta, Senin (4/4/2016).

Memang diakui kalau dirinya tidak punya kompetensi secara langsung untuk mengomentari pemecatan Fachri Hamzah dari PKS dan Wakil Ketua DPR RI. Tetapi sebagai aktifis kepemudaan yang secara kebetulan lahir dari kampung yang sama, Nusa Tenggara Barat (NTB), keputusan DPP PKS itu merupakan ancaman serius bagi pembangunan demokrasi yang sehat.

Menurut Presidium Aliansi Tarik Mandat atau ATM ini, Fachri Hamzah dengan sekian kontroversi adalah model anggota legislatif yang memainkan fungsi kontrolnya dengan benar.

"Dia mampu melakukan check and balances disaat kebijakan pemerintah memang harus dievaluasi dan kritik," ujarnya.

Bahkan, tambah Karman lagi, disaat para anggota dewan lainnya sibuk dengan konflik partainya, justru Fachri hadir dengan kritik-kritikan tajamnya.

"Termasuk disaat rakyat menganggap DPR mementingkan perutnya sendiri, Fachri dengan tegas menepisnya," ucapnya.

Menjawab pertanyaan soal adanya unsur kelompok atau kepentingan Istana dibalik pemecatan Fahri, Karman enggan berspekulasi apakah ada motivasi politik kotor istana atau Fachri korban manuver jelang reshufle atau spekulasi lainnya di belakang pemecatan vokalis PKS ini.

"Saya hanya ingin katakan, rakyat kita butuh ratusan lagi anggota DPR seperti Fachri. Sebab demokrasi kita akan menjadi lebih baik ketika parlemennya seperti Fachri," tegasnya.

Mestinya PKS, sebagai partai yang lahir dari rahim reformasi, menurut Karman harus berbangga memiliki kader seperti Fachri Hamzah.

"Tapi saya perlu tekankan bahwa putusan Majelis Tahkim partai bukan wahyu, masih bisa dirubah. Harapan saya itu bisa dilakukan," tandas Karman. 

Editor: Surya